Showing posts with label DAUN MUDA. Show all posts
Showing posts with label DAUN MUDA. Show all posts
Wednesday, September 12, 2018
Pengalaman Seks Pertamaku Dengan Pacarku
5:56:00 PM
Pengalaman Seks Pertamaku Dengan Pacarku
Cerita Dewasa – Sedikit tentang diriku aku yang saat ini sedang mengurusi skipsi di salah satu PTS di kota gudeg mempunyai cerita yang mana terlibat dengzan pacar pertamaku, perkenalkan diriku nama Hanik umur 24 tahun dengan tinggi 167 cm dan berat badan 48 kg mempunyai rambut panjang hitam warna kulit putih dengan ukuran BH 34B, seminggu yang lalu aku baru saja jadian sama cowok yang memintaku untuk jadi pacarnya.
Siapa yang bisa menolak dia adalah idolaku, dengan tubuh yang atletis tinggi matanya juga menarik membuat aku terpana namanya andi dia adalah pacar pertamaku dia sekarang bekerja di salah satu perusahaan swasta, dia juga pintar merayu membuat aku klepek klepek dengan gombalannya, kami berpacaran selama ini biasa biasa saja, mungkin kita hanya berciuman di dalam mobil atau tempat yang sepi, hanya gitu gitu saja kalau kita bertemu, jujur saja aku juga ingin hal yang memanas lagi sering juga aku selalu membayangkan bercumbu dengan andi sampai aku orgasme.
Dan tepat kita seminggu berpacaran andi mengajak aku untuk jalan jalan ke pantai, kita janjian untuk berangkat pagi , tapat jam 7 andi menjemputku di rumah aku sangat gembira sekali malamnya karena aku memikirkan mana yang harus aku pakai setelah memilah milih aku memakai kaos yang tanpa lengan dengan celan jeans, aku pun juga mempersiapkan pakaian cadangan takutnya nanti kalau basah dan celana dalam aku tak lupa, tak lama andi datang dengan mobilnya.
“gimana nik, udah semua ? tanya andi,
“iya dah semua” kemudian aku naik di dalam mobil karena tempat ku tempat widata juga tidak terlalu jauh mungkin hanya satu jam samapi kesana , dan dalam perjalanan karena masih sepi tak sampai satu jam kita sudah sampai, rupanya tempat wisatanya belum buka, aduhh kepagian nih
“gimana kalau kita naik lagi mas, siapa tau ada pemandangan yang asik lagi, pintaku”
“iya udah sekalian nunggu tempat wisatanya buka, langsugn andi tancap gas lagi kulihat kanan kiri memang pemandangannya asik asik setelah sampai di atas andi memakirkan mobilnya,
“kita tunggu disini saja ya dek? Sambilo mengeluarkan jajanan dan minuman yang sudah di siapkan, kita sarapan roti aja dulu ya dek, kamu pasti juga belum sarapan kan??
“betul mas aku belum sarapan dan lapar hehe..”
Kami pun ngobrol ngobrol sambil makan roti dan karena asiknya, andi ngomong, “wah makan roti kok sampai belepotan begini dek, sini aku bersihin, aku pikir dia akan mengambil tisu dan mengelap coklat yang belepotan tadi, “sini biar aku yang bersihkan dek??
Tangannya memang sudah memegang tisu , tapi wajah andi mendekat dan bibirnya menyentuh bibirku dan di jilati bekas coklat yang ada di mulutku, uhh uhh uhh aku kaget dan merinding karena udara pagi sungguh kencang di tambah mendapat reflek ciuman dari andi.
Slep slepp aku hanya diam, dan kurasa semua sudah bersih dia menghentikan, wajah dia masih dekat denganku kira kira hanya ada jarak satu jari, aku berucap terimakasih mas, sambil bergetar waktu aku bicara, tangan andi yang lembut mernyentuh pipiku dan menegakkan dahuku ke atas kulihat matanya yang hitam , nafasku terasa sesak tapi aku coba untuk mengontrolnya, andi pun mencium lagi bibirku , aku bales dengan ciuman juga, mataku sayuh sayuh tanganku aku rangkul ke leher andi sedangkan tangan andi memegang pipiku , ciuman kami semakin mesra dan ada gairah.
Lidahku masuk kedalam rongga mulut andi, andi juga menggigit lidahku dan mencubir bibirku dengan gigitannya aku mendesah sedikit ahhhh, aku meminta lebih dengan aku semakin erat merangkulnya,
Tapi andi melepaskan rangkulanku dan berkata I miss u sayang, apa mungkin dia jijik karena aku mendesah tadi saat berciuman , hahh sudahlah aku balas miss u to sayang, langsung tak pakai lama andi menyalakan mobilnya dan menuju ke tempat wisata tadi,
Kita pun masuk dalam area wisata dan bermain samapi menjaelang malam, gak kerasa kami bermain air dan pantai kira kira waktu sudah menunjukan pukul 7 malam , sebelum balik kos kami makan dulu di salah satu resto yang dekat dekat dengan wisata, bla bla bla kita selesai makan kira kira jam 9 nan, aku lupa bahwa tak pesan pada teman kos atau ibu kos kalau pulangku malam begini, “mas nanti hanik tidurnya dimana mas, soalnya aku juga gak member pesan pada anak kos kalau mau pulang larut malam”??
“gimana ya dek,gak mungkin lagi kalau hanik tidur di kos mas?? Ya kan??bentar bentar kita cari jalan tengahnya saja , kata mas andi
“gimana kalau kita menginap di penginapan saja disini kan banyak penginapan, jangan cemas sayang? www.tempatceritasex.com
“iya mas , terserah mas saja , dari pada hanik nanti tidur di luar hehe.
Kami mendatangi sebuah penginapan pertama kami tanya rupanya kamar sudah penuh dan lanjut cari lagi karena memang ini malam minggu jadinya rame sekali, terus kami cari dan menemukan yang masih kosong satu tapi hanya sigle bed, tak apalah ketimbang gak dapat sama sekali dan waktu sudah menunjukan pukul 12 malam, sampai kamar mas andi langsung tidur di ranjang sedangkan aku yang sudah gerah menuju ke kamar mandi dulu untuk mandi dang anti pakaian,
Dalam batinku kalau tau nginap gini aku memakai pakaian celana dalam yang seksi dan pakai baju yang seksi juga, yaudah dengan rasa kecewa hilang sudah aku bisa bermesraan dengan mas andi di kamar, setelah selesai mandi aku keluar dan kulihat mas andi sudah tidur , hmm malah sudah tidur duluan aku bangunkan dia dan menyapa , “udah tidur ya mas”
“dah selesai juga ya mandinya??
“iya mas, mas gak mandi sekalian saja??
“gak dek, soalnya gak bawa salin sama handuk juga”
“di dalam kamar mandi ada handuk juga mas, pakai pakain itu lagi gak papa mas??buruan mandi aja dulu mas?
Kemudian dia mengiyakan saranku dan menuju ke kamar mandi, saat aku di ranjang malah rasanya ngantuk datang, aku pakai selimut dan tidur , saat aku memejamkan mata kurasakan ada yang mencium pipi dan keningku, saat aku buka mata mas andi yang telanjang di bagaian atas sedangkan bagian bawah tertutup oleh handuk , terlihat badan yang oke sizepack paerutnya membuat aku bernafsu.
“mas gak pakai kaos lagi, nanti kedinginan lho, sambil senyum dengan gairah.
Mas andi hanya senyum juga dan dia langsung menyenderkan kepalanya di samboingku kami langsung ciuman dengan penuh hasrrat dan birahi lidah kami saling bertemu dan saling menghisap, hmm hmmm aku merangkul dia dan mengusap bagaian punggungnya yang terasa basah sedangkan tangan kananku memainkan putingnya, kurasa dengan cara ini mas andi semakin bergairah dia memeluk erat tubuhku dan berada di atasku dia menciumi dari bibir pindah ke bawah telinga , ahh ahhh aku tak bisa menahan desahan.
Dia semakin ganas dengan meyentuh dadaku dan mengusap ngusap dengan lembut membuata aku mendesah dan tubuhku menggelinjang , ahhh hmmm hmm aku gigit bibir bagian bawah sambil merem melek, dia mahir untuk membuat aku bergairah hingga kurasakan memekku sudah basah akibat perbuatannya , semakin liar tangan mas andi masuk ke dalam tangtop dan menyentuh gundukan payu daraku, di buka Bh ku dari belakang hingga lepas, auuhh uhhh kurasakan tangan mas andi membelai halus ke dua toketku.
“dek tengtopnya di lepas saja ya , pintanya , aku pun membuka tengtop dan Bhku sehingga membuat aku telanjang untuk bagian atas, langsung saja mas andi menikmati dengan mengulum kedua putingku di basahi dengan air liur nya dan di remas remas gemas membuat aku mendesah dan menggelinjang karena kegelian,
Hmm mas ahh ahhh ahh erangan mulutku, mas andi semakin bergairah dengan mengulum dalam putingku dan menghisap menyedot putingku, bergantian dia menciumi toketku yang sudah mengeras dengan tangannya yang kiri dia mengelus ngelus bagian perut dan pindah ke bawah untuk menyentuh memekku yang masih memkain pakain jeans, kuarasakan tangan mas andi ingin sekali membuka celana jeans, aku angkat agak sedikit pinggulku supaya bisa leluasa mas andi untuk membuka resleting, dan tak lama celana jenasku sudah bisa di copot hanya memakai celana dalam tangan dia mengelus ngelus gundukan memekku yang sudah basah .hmmm masss masss lanjutkan mas enakk gumamku.
Dengan jarinya dia menjawil jawil dan mempermainkan itilku , uhh uuhh membuat tubuhku bergetar sedangkan mulutnya masih mengulum putingku , dan kurasakan aku sudah mulai ada kontraksi tubuhku bergetar aku pun memegang seprei di pinggiran menahan orgasme yang mau datang, dan akhirnya prgasme yang pertama sudah selesai pada diriku tapi mas andi masih bernafsu dia masih mengulum putingku dan turun menciumi perutku berjalan kebawah membuka celana dalamku , ohhh ohh rasanya sungguh diambang kenikmatan.
Terlihat bener memekku yang basah dan memerah dengan sedikit bulu tipisnya , di sikat dengan jilatan dia dengan lidahnya ke memekku , dengan lembut dia menghisap memekku di masukkan lidahnya ke memekku membuat aku mau orgasme lagi, dan ahhh ahhh bener tak lama aku orgasme untuk ke dua kalinya.
Aku tak tahan aku jambak rambut dia yang sedang membersihkan cairanku dengan lidahnya nafasku juga tak beraturan merasakan kenikamatan yang tak pernah aku rasakan sebelumnya, “masss uhhh ahhh ahhh terusin mas”
Kurasakan lidahnya semakin masuk ke dalam membuat cairanku tak henti hentinya untuk mengalir, desahan demi desahan membuat tubuhku menggelinjang kuat, dan lagi lagi aku dibuat orgasme untuk ketiga kalinya, setelah lama dia menciumi memekku dia ganti naik keatas untuk menciumi bibirku tubuhku sekarang sudah bugil, sedangkan mas andi yang masih memakai handuk kurasakan saat berada di atasku ada tonjolan dari penisnya yang menyentuh perutku, bibir kami saling bertemu dan semakin bergairah lagi.
Aku juga tak tinggal diam aku pun membalas ciumannya aku semakin semangat dan mendesah akibat lidah kami saling bertemu, aku merangku dari bawah dan mengusap ngusap punggungnya sedangkan tangan mas andi membelai mesra rambutku sedangkan tangannya meremas pantatku dengan gemas,
“uhh mas”
“sayang aku sangat mencintaimu, dengan kata seperti itu membuat aku nyaman dan tenang dan mencium bibirku dengan halus, aku sudah terlena dengna ucapannya sampai membalas perkataannya tak bisa, karena aku sudah di penuhi oleh gairah, aku rangkul mas andi dan ku dekatkan bibirnya sebagai tanda bahwa aku siap untuk meninggalkan keperawananku untuk kamu mas.
Mas andi berganti b=menciumi leherku menjilati membuat aku bergairah kurakan penis mas andi juga menyentuh memekku membuat badanku gemetaran , lagi lagi dia bisa membuat aku terangsang dengan ciumannya yang berhenti di putingku “ahhh ahhh ahh sedangkan tangan kanannya meremas remas, dia pun sudah berdiri dan memegang kaki untuk agak sedikit menyuruh untuk membukanya dengan mata tertutup aku sudah siap untuk di masuki penis di memekku, pertama di usap usap dulu memekku yang usdha basah di tempelkan kepala penisnya dan di gesek gesekkan rasanya darahku naik, dia agak susah untuk langsung masuk karena memang memekku masih sempit, dengan tekanan demi tekanan penis dia masuk setengah.
Rasanya sangat linu sekali pertama, “sayang gak usah khawatir ya awalnya sakit nanti juga enak, kata mas andi. Sambil menenangkan dia mencium bibirku karena sudah becek memekku jadinya aku sudah terbiasa akan penis mas andi secara perlahan dia keluar masukkan penisnya dan kahirnya lancar semakin cepat dia menggerakan penisnya aku mendesah panjang,
Tak lama mas andi semakin cepat dan tak bisa menahan jepitan memeku di penisnya rasanya berdenyut denyut “sayang aku mau keluar nih , di keluarin dimana , tanya nya sambil terengah engah nafasnya.
“di keluarin di dalam saja mas, pikirku kerena aku dalam keadaan tidak subur dan gak masalah juga pikirku. Kemudian kurasakan cairan dari penisnya keluar rasanya hangat di dalam memekku crott crott crott sungguh membuat aku kenikmatan yang tiada tara.
Kemudian tubuh mas andi berada di sampingku dengan mencabut penisnya yang sudah loyo, sambilo memelukku berkata “kita jangan pisah ya , kita jalan bersama terus sambil mengusap rambutku dengan romantis dia mencium bibirku.
“iya mask au juga tak mau pisah dengan mu, kataku sambil aku menempelkan tubuhku dan memeluk tubuh mas andi hampir satu jam kami bercumbu hingga akhirnya mata sudah ngantuk dan badan sudah lelah, kami pun sepakat untuk tidur dengan keadaan telanjang berselimut, aku dibangunkan oleh cahaya yang masuk dari jendela , saat aku buka mata pertama aku kaget karena aku sedang dalam keadaan telanjang dan baru pertama tidur denga cowok, tapi aku ingat ingat kejadian semalam sungguh mengasikkan, ku lihat wajah mas andi yang masih tertidur pulas aku cium pipinya dan membuat dia bangun dia langsung membalas denagn ciuman yang mesra
“selamat pagi sayang , udah bangun duluan ya , kata dia
“iya sayang , kami pun berciuman di pagi hari membuat kenikamatan lagi sisa semalam, karena sudah cukup aku iseng untuk melepas ciuman dan mau pergi kekamar mandi dulu, saat aku beranjak dari ranjang tangan mas andi merangku perutku dan mendekatkan lagi, “nanti saja sayang mandinya, mas andi menciumi perut menuju ke leherku membuat aku terangsang lagi di pagi hari.
“hmmm ahhh ahh”
Mas andi menciumi leherku tangannya meremas remas toketku sedangkan tangan satunya memegang memekku dan mempermainkan dengan jarinya sampai menyentuh klitorisku membuat memekku jadi basah lagi tubuhku terangkat dan darahku serasa naik kurasakan aku mau orgasme lagi di pagi ini,
Aku yang duduk dipangkuannya dan merangkul lehernya kakiku aku buka sehingga penis mas andi yang sudah mulai tegak perlahan masuk ke dalam memekku, setelah masuk semua diangkat tubuhku naik turun mas andi memompa , uhh rasanya sungguh enak sekali ngentot di pagi hari sehabis tidur,
Ahh ahh lama kelamaan di genjot tubuhku kontraksi lagi aku merangkul tubuh mas andi dengan erat dan aku mengerang panjang aku mencapai orgasme disusul oleh mas andi yang sudah mencapi klimaks, setelah itu kami mandi bersama dan habis mandi gejolak nafsu timbul lagi , kemudian sebelum meninggalkan hotel kami sempatkan ngentot lagi, hingga akhirnya ku ketehui sprei basah semua dan ada noda bercak darah tandanya hilang keperawananku, setelah kejadian tersebut kami sering melakukan ngentot entah di kamr kosnya mas andi atau menyewa hotel untuk chek in.
Kekasihku Keturunan INDO-JEPANG
2:32:00 PM
Kekasihku Keturunan INDO-JEPANG
Ini satu lagi pengalamanku sebelum bertemu Ira. Aku berpacaran dengan seorang gadis keturunan Jepang, sebut saja namanya Mei. Ayahnya seorang Jepang yang telah menjadi WNI, sedangkan ibunya orang Indonesia asli keturunan Dayak. Jadi bisa dibayangkan anaknya berkulit putih mulus (kalau orang bilang kopi masuk tenggorokannya akan kelihatan).Awal mula pertemuanku, pada sebuah pesta valentine yang akhirnya berlanjut sampai sekitar enam tahun. Memang pacaran merupakan awal bagi kami berdua. Maka aku mencoba untuk mempelajari arti pacaran bersamanya. Mungkin malam itu merupakan malam pertama bagi kami mencoba suatu yang baru dalam berpacaran. Di sebuah gedung bioskop aku dan dia bercumbu saling berciuman "hot" sekali sampai-sampai kami tidak tahu apa film yang kami tonton. Kucium bibirnya sambil tanganku bermain di payudaranya. Kutekan ke dalam puting susunya, ia pun mendesah "Aahh..." aku tak mengerti rasa apa yangsedang dialaminya. Tanganku terus aktif menelusuri kedua bukit kembarnya sambil terus mendengar desahan mesra yang keluar dari mulutnya. Pasangan di sebelahku tampaknya ikut memperhatikan tapi kubiarkan mungkin mereka ingin merasakannya juga.
Tanganku terus merayap membuka kancing celana jeans-nya dan menarik retsleting dan terus masuk ke dalam CD-nya sampai mendapatkan bukit berbulu halus. Kuusap-usap bukit itu dan jariku mulai mencari liang kemaluan yangtelah mulai basah keenakan. Jariku mulai memasuki lubang kemaluan itu dan terus bermain masuk-keluar, mulut mungilnya terus mendesah dan badannya sedikit mengejang. Kurasakan bertambah basah kemaluannya, ternyata dia orgasme lagi. Kuambil tangan kanannya, kuantar ke kemaluanku, Mei seakan mengerti dan membuka kancing dan menarik retsleting celanaku. Ditangkapnya batang kemaluanku yang sudah mulai menegang dipermainkannya, aku cuma berbisik, "Kocok dong!" Ia pun mengerti, tangannya mulai bermain ke atas dan ke bawah membuatku keenakan. Mungkin ia melihat mataku terpejam keenakan. Mei terus mempermainkannya dengan tempo yang bertambah cepat, aku cuma bisa mendesah "Terus Mei, enak." Semakin cepat tempo yang dilakukan,semakin berdesir darahku. Tangan Mei membuka lebih lebar retsletingku agar lebih leluasa tangannya bermain di kemaluanku.
Permainan dimulai lagi perlahan dan lama kelamaan semakin cepat. "Jim kenapa? Enak ya." Aku cuma tersenyum sambil mengangguk. "Aah.. ahhhsedikit lagi nich terus... ach.. ach... achhh..." keluar sudah air maniku, aku segera menciumnya dengan penuh nafsu. Mei berkata, "Ih kok elo kencing sih... tangan gua basah nich." Aku segera berbisik menjelaskan apa yang terjadi, kulihat dia mengerti dan segera berbisik lagi, "Ada tissue nggak?" Ia pun segera mengambil tissue dan mulai mengelap kemaluanku yang telah basah tadi. Aku cuma berbisik, "Makasih ya, enak loh, belajar dimana?"
Mei tersenyum dan berbisik, 4:28 PM 3/10/2001"Loh kan elo yang ngajarin."
"Iya bener," jawabku sambil tersenyum.
Film pun berakhir, kami pulang ke rumahnya dan pucuk di cinta ulam tiba, ayahnya belumlah sampai di rumah, kedua adiknya tidak pulang karena harus menginap di rumah saudaranya. Aku pun tidak mau merugi. Kumanfaatkan kesempatan, "Mau yang lebih enak nggak?" kutarik tangan Mei dan mulai kukulum bibir mungilnya. Tanganku pun mulai aktif bermain di kedua bukit kembarnya. Kutekan ke dalam puting susunya ia pun mendesah "Ach..." entahmengapa semakin aku mendengar desahan Mei semakin ganas mulutku bermain. Kujilati seluruh leher dari mulai tengkuk sampai ke lehernya, desahan Mei pun semakin merangsangku. Sesekali kukulum bibir mungil Mei. Ia pun sudah mulai mengerti dengan membalas kulumanku. Kujulurkan lidahku ke mulut Mei dan memancing agar lidahnya juga terjulur. Aku pun mengajarkan secara tidak sengaja "French Kiss" yang menurut sementara orang merupakan cara berciuman yang paling nikmat.
Tanganku semakin aktif kubuka baju Mei sampai terlihat kedua bukit kembar menantang ditutupi BH warna pink. Kutarik tangan Mei ke arah kemaluanku. Kubuka BH penghalang itu dan lidahku mulai bermain, kujilati kedua puting susu kemerahan itu bergantian. Semakin kujilati dengan mesra semakin nikmat yang Mei rasakan. Sesekali kupandang mata Mei yang terpejam merasakan nikmatnya. Sesekali kusedot dan "Ach... Jim terusss... Jim, enak bener... achh.. achhh Jim enakkk... terusss." Kata-kata itu terus keluar dari mulut Mei yang mungil. Lidahku semakin lincah mendengar suara desahan itu. Kujilati terus seluruh bukit kembar itu dan terkadang leher jenjang Mei sampai ia merasakan nikmatnya permainan ini dan akhirnya, "Aachhh..."tubuh mungil itu menggelinjang. Aku segera mengerti bahwa Mei telah orgasme untuk yang pertama. Tangan Mei sudah semakin mengerti, dibukanya kancingdan restletingku, dipegangnya batang pusaka itu dan dimainkannya naik turun. Perlahan tapi pasti dan dengan tempo yang semakin cepat. "Achhh..." kurasakan semakin nikmat. Ternyata memang tak percuma pengalaman di bioskop tadi yang kuajarkan.
Darahku semakin berdesir, rasa nikmat tiada duanya kudapat. Segera kutundukkan kepala Mei sambil kubisikkan, "Isep dong!" Mei pun mengangguk dan mulut mungil itu telah bermain dengan kemaluanku. Dijilatinya dari kepala sampai batang dan sesekali dimasukkannya batang itu ke mulutnya sambil kurasakan hisapan hangatnya. Tangan Mei pun tak berhenti bergerak naik turun. Sesekali dihisapnya ujung kemaluanku, kulihat pipinya menggembung akibat mulutnya kemasukkan batang wasiat peninggalan nenek moyang. "Achhh..." keluar desahan dari mulutku. Semakin nikmat kurasakan, aku pun segera menarik Mei, kubuka celana jeans-nya dan kuarahkan lidahku kekemaluannya yang sudah membasah. Kujilati terus lubang kemerahan itu dan sampai ke klitoris merah yang menantang. Kujilati terus dengan perlahan tapi pasti. Terus kupandangi wajah Mei yang terpejam kenikmatan. Tangan Mei sesekali memegangi kepalaku menahan nikmat yang kuberikan. Kupandangi lubang kenikmatan itu. Jari-jari nakalku mulai bermain. Kumasukkan jari telunjukku ke dalam kemaluan Mei. Kupermainkan kemaluan itu dengan jariku, keluar-masuk. Terus kulakukan sambil sesekali menambah tempo lebih cepat. Mei pun menggelinjang, "Achh... achh... achhh..." Keluarlah air kenikmatan membasahi kemaluan Mei.
Kulihat Mei terkulai kenikmatan, kutarik badannya dan kutempatkan di sofa single dengan posisi menantang menghadapku. Kuarahkan batang kemaluanku ke lubang kemaluan Mei sambil kuangkat kedua kaki indah itu di atas pundakku. Kuangkat sedikit pantat indah itu agar semakin mudah batangku mengarah. "Echh.. echhh... blessss..." akhirnya berhasil juga batang wasiat itu masuk, terus kugerakkan keluar masuk. Kulihat Mei terbujur sambil matanya yang terpejam merasakan nikmatnya suasana. "Terus... terus... Jim, perlahan-lahan biar nikmat." Aku terus tanpa peduli memacu kemaluanku sampai akhirnya... "Achhh...." keluarlah air mani dari kemaluanku dan Mei pun menggelinjang menahan air nikmat yang keluar dari kemaluannya. Kami terkulai lemas, kulihat Mei tersenyum sambil berbisik, "Mau lagi dong!" Aku pun semakin tertantang, kutarik kepala Mei dan sedikit kutundukkan, Mei pun mengerti. Segera mulut mungil itu bermain di kemaluanku menjilati sampai bersih air maniku. Setelah bersih, kembali mulut mungil itu bermaindengan tongkat wasiatku. Batang kemaluanku masuk ke dalam mulutnya dan tangan kanannya bermain naik turun. Batang kemaluanku pun yang telah kuncup kembali menegang, darahku kembali berdesir. Nikmat yang kurasakan terasa lebih nikmat. Aku tak kuasa berkata-kata cuma desahan dan nikmat yang luar biasa yang bisa kurasakan.
Setelah tak tahan merasakan nikmat yang luar biasa, aku pun berbalik menarik Mei untuk membangkitkan lagi rangsangan untuknya. Kujilati Kedua payudara menantang dan terus lidahku bermain sampai mengarah ke lubang kemaluan Mei. Kujilati habis bagai anjing yang kehausan, terus kujilati sambil sesekali melirik Mei yang semakin teransang kenikmatan. Kubukalebar kedua paha Mei sehingga terlihat lubang menganga yang menunggu kedatangan batang wasiatku. Kujilati klitoris kemerahan dengan perlahan tapi pasti, "Achhh..." Mei kembali mencapai orgasme. Melihat Mei terkulai lemas kuangkat badannya sehingga menghadap membelakangiku. Kuangkat sedikit pantat Mei sehingga membuat posisi menungging atau kalau orang barat bilang "doggy style". Kuarahkan batang kemaluanku, tetapi terasa sulit sekali untuk masuk. Terus aku berusaha sampai akhirnya kubuka sedikit kedua paha Mei. Kuhujam batang kemaluanku dan akhirnya dengan sedikit usaha masuk kembali batang itu ke kemaluan Mei. Tanganku berpegang pada kedua pinggul Mei dan perlahan tapi pasti kupacu batang kemaluanku keluar dan masuk lubang kemaluan Mei. Agak seret memang posisi ini dibanding posisi sebelumnya, sehingga agak sulit bagiku untuk menambah tempo, tapi aku terus berusaha menambah tempo. Semakin cepat dan semakin cepat, "Jim pelan-pelan, sakit," tiba-tiba kata-kata itu keluar dari mulut Mei.
Sebentar kupandang wajah Mei yang meringis kesakitan, "Tapi enak kan?" Kulihat Mei mengangguk, maka semakin tidak pedulilah aku terus memacu gerakan keluar masukku. Terus kupacu sampai sekitar 15 menit kurasakan cairan hangat mulai membasahi kemaluanku. Mei mulai terkulai lemas, tanpapeduli terus kupacu batang kemaluanku untuk terus mencapai klimaks. Memang terasa lebih lama permainan yang sekarang dibanding permainan tadi, terus kupacu sampai akhirnya kurasakan sesuatu akan melesak keluar dari kemaluanku. Kucabut keluar batang kemaluanku dan kubalikkan badan Mei yang sudah terkulai lemas. Kukocok sendiri batang kemaluanku dengan tempo tinggi sampai akhirnya "Achhh... ssshhh..." keluar air maniku dan kuarahkan ke payudara Mei. Aku pun terkulai lemas dan kubisikkan Mei agar mengusap air maniku ke seluruh permukaan payudaranya. "Biar lebih kenceng," kataku. Mei cuma diam dan melakukan apa yang kuinginkan. Setelah selesai, "Masih mau yang lebih enak lagi?" tanyaku. "Iya dong," jawab Mei sambil terkulai lemas. Aku cuma mengangguk sambil mengingatkan bahwa ayahnya sebentar lagi pulang.
Kami segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Betul saja tak lama kemudian terdengar suara klakson mobil, aku segera keluar membukakan pintu garasi. "Selamat malam Om," sapaku. Ayah Mei hanya tersenyum dan masuk ke rumah. Setelah bercanda sebentar aku pun pamit pulang. Kubisikkan, "Nanti gua ajarin lagi yang lebih enak." Mei cuma tersenyum dan mengangguk tanda setuju. Aku pun segera pulang dengan hati senang.
Sunday, September 9, 2018
Aku Ngewe Dipinggir Pantai
3:43:00 PM
Aku Ngewe Dipinggir Pantai
Dinding rumah mulai agak kusam,tandanya rumah harus segera ada perhatian.Ya plafon juga sudah ada sedikit ada sedikit kerusakan,ya lumyan lama rumah ini berdiri sekitar 5 tahun yang lalu.Suasanya halaman yang dulunya asri oleh bunga warna-warni kini seakan tiada lagi,hanya tertinggal berbagi saja,bunga tulip,melati satu batang,bunga anggrek pemberian tante.
Semua itu prediksi ku harus segera di percepat mengingat rumah ku sebagai tempat kost,Penghuninya biar nyaman yang “punya rumah kudu”perhatian juga.Mengingat service itu dimana saja harus baik.
Aku Punya tempat kos-kosan,dengan menjadikan rumah sebagai tempat beristirihat sejenak bagi yang membutuhkan,Tapi dalam yang ku alami aku tidak pernah menduga ada kejadian mengesankan,ini ceritanya,Pertama kali aku mengenalnya adalah saat pulang dari Jakarta, dia adalah siswa sekolah keguruan yang ada di kotaku pada saat itu,dia cantik,manis dan bertubuh mungil dengan kulit putih. Dasar nasibku lagi mujur tak lama berselang dia pindah kost kerumahku jadi mudah bagiku tuk lebih jauh mengenalnya.
Ternyata orangnya supel dan pandai bergaul, sehingga aku tambah berani tuk menyatakan perasaan hatiku, lagi-lagi aku beruntung dia menerima pernyataanku ,ukh bahagianya aku.
Suatu hari aku ada acara keluar kota ,iseng aku mengajaknya pergi,ternyata dia menyambut ajakanku. Sepanjang jalan menuju luar kota kami ngobrol sambil bercanda mesra,kadang tanganku iseng pura –pura tak disengaja menyentuh pahanya mulanya dia menepis tanganku tapi lama kelamaan membiarkan tanganku yang iseng mengelus pahanya yang putih dan gempal,aku memberanikan diri mengelus- elus pahanya sampai kepangkal pahanya . Dia tetap diam bahkan seperti menikmati elusan tanganku.
Aku tarik tanganku dari rok hitamya lalu bertanya padanya boleh nggak aku menyentuh payudaranya yang membukit dibalik baju berwarna pink.mulanya dia menolak ,aku coba merayunya bahwa aku ingin mengelus walau hanya sebentar.
Akhirnya dia mengangguk pelan,langsung aja tanganku menyusup kebalik bajunya dan mengusap,mengelus bahkan saat kuremas susunya yang mungil dan kenyal dia hanya mendesah dan menyandarkan kepalanya pada sandaran jok mobil yang kami kendarai.Kupermainkan putting susunya dengan dua jari dia semakin mendesah ,sambil tetap menyetir aku tarik reslting celanaku dan aku keluarkan penisku yang telah menegang sejak tadi bak laras tank baja ,aku pegang tangannya dan kutarik kearah penisku, saat tangannya menyentuh penisku yang besar dan panjang dia tarik kembali tangannya mungkin kaget karena baru pertama kali.
Dengan sedikit basa basi kembali kutarik tangannya tuk memegang penisku akhinya dia menyerah kemudian mulai mengelus penisku perlahan.
“ Ang,punyamu besar sekali hampir sebesar pergelangan tanganku “ katanya
“ Hmm,susumu juga kenyal sekali “ kataku sambil menikmati elusan tangannya pada penisku
Tak lama kami sampai di kota tujuan,langsung aku cari tempat untuk menginap setelah itu pergi lagi tuk belanja keperluan selama di kota itu.
Malam kami ngobrol diberanda depan kamar tempat kami menginap sambil nonton tv ,kami duduk berdampingan sekali kali tanganku bergerilnya ditubuhnya ternyata dia dibalik baju tidurnya dia hanya memakai cd sehingga tanganku bisa bebas meremas remas susunya dan mempermainkan putingnya .
“ Akh,Ang jangan terlalu keras “ katanya kala kuremas dengan rasa gemas.
“ Maaf,habis susumu kenyal sekali “ kataku
“ Iya ,tapi sakit “ katanya
“ Iya pelan deh,kita pindah kedalam yuk “ kataku berbisik padanya dan mengangguk perlahan.
Sesampainya didalam aku peluk dia dari belakang,kuciumi tengkuknya yang putih dengan penuh nafsu dia bergelinjang kegelian sedangkan kedua tanganku bergerilya pada tubuhnya.
“ Akh,Ang ………..shhhhhhhh “ kata mendesah
Tanganku mulai membuka kancing bajunya satu persatu dan kulepas bajunya hanya tinggal cd nya yang berwarna hitam.Kukulum bibirnya ,dia membalas kulumanku dengan penuh gairah.Tangannya mengusap-usap penisku sesekali meremasnya sehingga aku merasakan nikmat yang tak terhingga.
“Ukh,…teruskan yang “ kataku
“ Ikh besar sekali,panjang lagi “ katanya.
“ Ssssst ,”kataku sambil mengulum putting susunya yang makin menegang,tanganku kupergunakan untuk menurunkan cdnya .Kuusap perlahan gundukan daging empuk yang ditumbuhi bulu – bulu hitam halus ,dia menggelinjang kegelian dan kulanjutkan dengan menggelitik belahan memeknya hangat terasa.
“Akh,….teruskan pelan pelan “katanya sambil meremas penisku.Kemudian aku menurunka kulumanku pada susunya ke pusarnya ,dia mengangkat pinggangnya keenakan kuteruskan ciumanku pada memeknya dan menegang saat lidahku yang kasar menjilati memeknya yang merah merekah. Dia mengimbangi permainan lidahku dengan menggoyangkan pinggulnya bibirnya tak henti-henti mendesah .
“Sekarang giliranmu sayang “kataku padanya sambil menyodorkan penisku kemulutnya .Perlahan tapi pasti dia mulai menciumi batang kemaluanku yang sejak tadi menegang ,saat dia mulai mengulum penisku terbang rasanya menahan rasa nikmat .
Setelah itu kutelentangkan kekasihku yang putih,susunya yang mungil menggunung dengan memeknya yang merah merekah dibalik bulu- bulu hitam halus .Perlahan – lahan aku menaikinya ,kugosok-gosokkan penisku pada belahan memeknya dia meregang sambil mendesah tak karuan merasakan nikmatnya gosokkan penisku.Kemudian kutekan sedikit demi sedikit penisku pada memeknya ,pinggulnya naik seakan menyuruh agar penisku segera dimasukkan pada memeknya.
“Ayo,akh aaaaaaaakh teruskan sayangku” katanya sambil menarik pinggangku
“Baiklah ,sayang aku masukkan ya “ kataku sambil menekan penisku agar masuk lebih dalam lagi pada lubang memeknya perlahan karena takut dia kesakitan,sempit sekali.
“Aduh..,sakit Ang akh……..” katanya
“Sebentar juga hilang “ kataku,penisku keluar masuk memeknya yang terasa basah dan hangat.Rupanya ini pengalaman pertama baginya karena ada noda darah pada pangkal pahanya.
“Terus ….lebih cepat akh………ukh nikmat sekali kontolmu yang” katanya berani mungkin karena pengaruh rasa nikmat dari keluar masuknya penisku yang panjangnya 18 cm,penisku pun mulai merasakan nikmat dari gesekan dengan dinding dalam memeknya.
“Akh…….terus goyang pinggulmu “ kataku padanya,dan dia menuruti kataku menggoyangkan pinggulnya Tak lama dia mengerang sambil memelukku erat rupanya dia telah mencapai orgasme,dia berbaring lemas dibawaku sedangkan penisku masih menancap pada memeknya yang terasa basah .Terlihat ada air mata pada ujung kelopak matanya ,melihat itu aku segera berbisik padanya bahwa aku akan bertanggung jawab atas semua ini.
Barulah dia berubah riang kembali dan aku mulai aktifitas kembali menaik turunkan penisku dan dia merespon gerakanku dengan bersemangat .Malam itu melakukannya sebanyak 6 kali sampai akhirnya tertidur pulas sampai pagi.
Thursday, August 23, 2018
Anak Majikan Dan Pembantunya
11:30:00 PM
Anak Majikan Dan Pembantunya
1Cerita,Lima bulan sudah aku bekerja sebagai seorang pembantu rumahtangga di keluarga Pak Umar. Aku memang bukan seorang yang makan ilmu bertumpuk, hanya lulusan SD saja di kampungku. Tetapi karena niatku untuk bekerja memang sudah tidak bisa ditahan lagi, akhirnya aku pergi ke kota jakarta, dan beruntung bisa memperoleh majikan yang baik dan bisa memperhatikan kesejahteraanku.
Ibu umar pernah berkata kepadaku bahwa beliau menerimaku menjadi pembantu rumahtangga dirumahnya lantaran usiaku yang relatif masih muda. Beliau tak tega melihatku luntang-lantung di kota besar ini. “Jangan-jangan kamu nanti malah dijadikan wanita panggilan oleh para calo WTS yang tidak bertanggungjawab.” Itulah yang diucapkan beliau kepadaku.
Usiaku memang masih 18 tahun dan terkadang aku sadar bahwa aku memang lumayan cantik, berbeda dengan para gadis desa di kampungku. Pantas saja jika Ibu umar berkata begitu terhadapku.
Namun akhir-akhir ini ada sesuatu yang mengganggu pikiranku, yakni tentang perlakuan anak majikanku Mas Anto terhadapku. Mas Anto adalah anak bungsu keluarga Bapak umar. Dia masih kuliah di semester 4, sedangkan kedua kakaknya telah berkeluarga. Mas Anto baik dan sopan terhadapku, hingga aku jadi aga segan bila berada di dekatnya. Sepertinya ada sesuatu yang bergetar di hatiku. Jika aku ke pasar, Mas Anto tak segan untuk mengantarkanku. Bahkan ketika naik mobil aku tidak diperbolehkan duduk di jok belakang, harus di sampingnya. Ahh.. Aku selalu jadi merasa tak Enak. Pernah suatu malam sekitar pukul 20.00, Mas anto hendak membikin mie instan di dapur, aku bergegas mengambil alih dengan alasan bahwa yang dilakukannya pada dasarnya adalah tugas dan kewajibanku untuk bisa melayani majikanku. Tetapi yang terjadi Mas Anto justru berkata kepadaku, “Nggak usah, Sarni. Biar aku saja, ngga apa-apa kok..”
“Nggak.. nggak apa-apa kok, Mas”, jawabku tersipu sembari menyalakan kompor gas.
Tiba-tiba Mas Anto menyentuh pundakku. Dengan lirih dia berucap, “Kamu sudah capek seharian bekerja, Sarni. Tidurlah, besok kamu harus bangun khan..”
Aku hanya tertunduk tanpa bisa berbuat apa-apa. Mas Anto kemudian melanjutkan memasak. Namun aku tetap termangu di sudut dapur. Hingga kembali Mas Anto menegurku.
“Sarni, kenapa belum masuk ke kamarmu. Nanti kalau kamu kecapekan dan terus sakit, yang repot kan kita juga. Sudahlah, aku bisa masak sendiri kalau hanya sekedar bikin mie seperti ini.”
Belum juga habis ingatanku saat kami berdua sedang nonton televisi di ruang tengah, sedangkan Bapak dan Ibu Umar sedang tidak berada di rumah. Entah kenapa tiba-tiba Mas Anto memandangiku dengan lembut. Pandangannya membuatku jadi salah tingkah.
“Kamu cantik, Sarni.”
Aku cuma tersipu dan berucap,
“Teman-teman Mas Anto di kampus kan lebih cantik-cantik, apalagi mereka kan orang-orang kaya dan pandai.”
“Tapi kamu lain, Sarni. Pernah tidak kamu membayangkan jika suatu saat ada anak majikan mencintai pembantu rumahtangganya sendiri?”
“Ah.. Mas Anto ini ada-ada saja. Mana ada cerita seperti itu”, jawabku.
“Kalau kenyataannya ada, bagaimana?”
“Iya.. nggak tahu deh, Mas.”
Kata-katanya itu yang hingga saat ini membuatku selalu gelisah. Apa benar yang dikatakan oleh Mas Anto bahwa ia mencintaiku? Bukankah dia anak majikanku yang tentunya orang kaya dan terhormat, sedangkan aku cuma seorang pembantu rumahtangga? Ah, pertanyaan itu selalu terngiang di benakku.
Tibalah aku memasuki bulan ke tujuh masa kerjaku. Sore ini cuaca memang sedang hujan meski tak seberapa lebat. Mobil Mas Anto memasuki garasi. Kulihat pemuda ini berlari menuju teras rumah. Aku bergegas menghampirinya dengan membawa handuk untuk menyeka tubuhnya. cerita seks 2013
“Bapak belum pulang?” tanyanya padaku.
“Belum, Mas.”
“Ibu.. pergi..?”
“Ke rumah Bude Mami, begitu ibu bilang.”
Mas Anto yang sedang duduk di sofa ruang tengah kulihat masih tak berhenti menyeka kepalanya sembari membuka bajunya yang rada basah. Aku yang telah menyiapkan segelas kopi susu panas menghampirinya. Saat aku hampir meninggalkan ruang tengah, kudengar Mas anto memanggilku. Kembali aku menghampirinya.
“Kamu tiba-tiba membikinkan aku minuman hangat, padahal aku tidak menyuruhmu kan”, ucap Mas Anto sembari bangkit dari tempat duduknya.
“Santi, aku mau bilang bahwa aku menyukaimu.”
“Maksud Mas Apa bagaimana?”
“Apa aku perlu jelaskan?” sahut Mas Anto padaku.
Tanpa sadar aku kini berhadap-hadapan dengan Mas Anto dengan jarak yang sangat dekat, bahkan bisa dikatakan terlampau dekat. Mas Anto meraih kedua tanganku untuk digenggamnya, dengan sedikit tarikan yang dilakukannya maka tubuhku telah dalam posisi sedikit terangkat merapat di tubuhnya. Sudah pasti dan otomatis pula aku semakin dapat menikmati wajah ganteng yang rada basah akibat guyuran hujan tadi. Demikian pula Mas Anto yang semakin dapat pula menikmati wajah bulatku yang dihiasi bundarnya bola mataku dan mungilnya hidungku.
Kami berdua tak bisa berkata-kata lagi, hanya saling melempar pandang dengan dalam tanpa tahu rasa masing-masing dalam hati. Tiba-tiba entah karena dorongan rasa yang seperti apa dan bagaimana bibir Mas Anto menciumi setiap lekuk mukaku yang segera setelah sampai pada bagian bibirku, aku membalas pagutan ciumannya. Kurasakan tangan MasAnto merambah naik ke arah dadaku, pada bagian gumpalan dadaku tangannya meremas lembut yang membuatku tanpa sadar mendesah dan bahkan menjerit lembut. Sampai disini begitu campur aduk perasaanku, aku merasakan nikmat yang berlebih tapi pada bagian lain aku merasakan nikmat yang berlebih tapi pada bagian lain aku merasakan takut yang entah bagaimana aku harus melawannya. Namun campuran rasa yang demikian ini segera terhapus oleh rasa nikmat yang mulai bisa menikmatinya, aku terus melayani dan membalas setiap ciuman bibirnya yang di arahkan pada bibirku berikut setiap lekuk yang ada di bagian dadaku. Aku semakin tak kuat menahan rasa, aku menggelinjang kecil menahan desakan dan gelora yang semakin memanas.
Ia mulai melepas satu demi satu kancing baju yang kukenakan, sampailah aku telanjang dada hingga buah dada yang begitu ranum menonjol dan memperlihatkan diri pada Mas Anto. Semakin saja Mas Anto memainkan bibirnya pada ujung buah dadaku, dikulumnya, diciuminya, bahkan ia menggigitnya. Golak dan getaran yang tak pernah kurasa sebelumnya, aku kini melayang, terbang, aku ingin menikmati langkah berikutnya, aku merasakan sebuah kenikmatan tanpa batas untuk saat ini.
Aku telah mencoba untuk memerangi gejolak yang meletup bak gunung yang akan memuntahkan isi kawahnya. Namun suara hujan yang kian menderas, serta situasi rumah yang hanya tinggal kami berdua, serta bisik goda yang aku tak tahu darimana datangnya, kesemua itu membuat kami berdua semakin larut dalam permainan cinta ini. Pagutan dan rabaan Mas Anto ke seluruh tubuhku, membuatku pasrah dalam rintihan kenikmatan yang kurasakan. Tangan Mas Anto mulai mereteli pakaian yang dikenakan, iapun telanjang bulat kini. Aku tak tahan lagi, segera ia menarik dengan keras celana dalam yang kukenakan. Tangannya terus saja menggerayangi sekujur tubuhku. Kemudian pada saat tertentu tangannya membimbing tanganku untuk menuju tempat yang diharapkan, dibagian bawah tubuhnya. Mas Anto dan terdengar merintih.
Buah dadaku yang mungil dan padat tak pernah lepas dari remasan tangan Mas Anto. Sementara tubuhku yang telah telentang di bawah tubuh Mas Anto menggeliat-liat seperti cacing kepanasan. Hingga lenguhan di antara kami mulai terdengar sebagai tanda permainan ini telah usai. Keringat ada di sana-sini sementara pakaian kami terlihat berserakan dimana-mana. Ruang tengah ini menjadi begitu berantakan terlebih sofa tempat kami bermain cinta denga penuh gejolak.
Ketika senja mulai datang, usailah pertempuran nafsuku dengan nafsu Mas Anto. Kami duduk di sofa, tempat kami tadi melakukan sebuah permainan cinta, dengan rasa sesal yang masing-masing berkecamuk dalam hati. “Aku tidak akan mempermainkan kamu, Sarni. Aku lakukan ini karena aku mencintai kamu. Aku sungguh-sungguh, Sarni. Kamu mau mencintaiku kan..?” Aku terdiam tak mampu menjawab sepatah katapun.
Mas Anto menyeka butiran air bening di sudut mataku, lalu mencium pipiku. Seolah dia menyatakan bahwa hasrat hatinya padaku adalah kejujuran cintanya, dan akan mampu membuatku yakin akan ketulusannya. Meski aku tetap bertanya dalam sesalku, “Mungkinkah Mas Anto akan sanggup menikahiku yang hanya seorang pembantu rumahtangga?”
Sekitar pukul 19.30 malam, barulah rumah ini tak berbeda dengan waktu-waktu kemarin. Bapak dan Ibu umar seperti biasanya tengah menikmati tayangan acara televisi, dan Mas Anto mendekam di kamarnya. Yah, seolah tak ada peristiwa apa-apa yang pernah terjadi di ruang tengah itu.
Sejak permainan cinta yang penuh nafsu itu kulakukan dengan Mas Anto, waktu yang berjalanpun tak terasa telah memaksa kami untuk terus bisa mengulangi lagi nikmat dan indahnya permainan cinta tersebut. Dan yang pasti aku menjadi seorang yang harus bisa menuruti kemauan nafsu yang ada dalam diri. Tak peduli lagi siang atau malam, di sofa ataupun di dapur, asalkan keadaan rumah lagi sepi, kami selalu tenggelam hanyut dalam permainan cinta denga gejolak nafsu birahi. Selalu saja setiap kali aku membayangkan sebuah gaya dalam permainan cinta, tiba-tiba nafsuku bergejolak ingin segera saja rasanya melakukan gaya yang sedang melintas dalam benakku tersebut. Kadang aku pun melakukannya sendiri di kamar dengan membayangkan wajah Mas Anto. Bahkan ketika di rumah sedang ada Ibu umar namun tiba-tiba nafsuku bergejolak, aku masuk kamar mandi dan memberi isyarat pada Mas Anto untuk menyusulnya. Untung kamar mandi bagi pembantu di keluarga ini letaknya ada di belakang jauh dari jangkauan tuan rumah. Aku melakukannya di sana dengan penuh gejolak di bawah guyuran air mandi, dengan lumuran busa sabun di sana-sini yang rasanya membuatku semakin saja menikmati sebuah rasa tanpa batas tentang kenikmatan.
Walau setiap kali usai melakukan hal itu dengan Mas Anto, aku selalu dihantui oleh sebuah pertanyaan yang itu-itu lagi dan dengan mudah mengusik benakku: “Bagaimana jika aku hamil nanti? Bagaimana jika Mas Anto malu mengakuinya, apakah keluarga Bapak Umar mau merestui kami berdua untuk menikah sekaligus sudi menerimaku sebagai menantu? Ataukah aku bakal di usir dari rumah ini? Atau juga pasti aku disuruh untuk menggugurkan kandungan ini?” Ah.. pertanyaan ini benar-benar membuatku seolah gila dan ingin menjerit sekeras mungkin. Apalagi Mas Anto selama ini hanya berucap: “Aku mencintaimu, Sarni.” Seribu juta kalipun kata itu terlontar dari mulut Mas Anto, tidak akan berarti apa-apa jika Mas Anto tetap diam tak berterus terang dengan keluarganya atas apa yang telah terjadi dengan kami berdua.
Akhirnya terjadilah apa yang selama ini kutakutkan, bahwa aku mulai sering mual dan muntah, yah.. aku hamil! Mas Anto mulai gugup dan panik atas kejadian ini.
“Kenapa kamu bisa hamil sih?” Aku hanya diam tak menjawab.
“Bukankah aku sudah memberimu pil supaya kamu nggak hamil. Kalau begini kita yang repot juga..”
“Kenapa mesti repot Mas? Bukankah Mas Anto sudah berjanji akan menikahi Sarni?”
“Iya.. iya.. tapi tidak secepat ini Santi. Aku masih mencintaimu, dan aku pasti akan menikahimu, dan aku pasti akan menikahimu. Tetapi bukan sekarang. Aku butuh waktu yang tepat untuk bicara dengan Bapak dan Ibu bahwa aku mencintaimu..”
Yah.. setiap kali aku mengeluh soal perutku yang kian bertambah usianya dari hari ke hari dan berganti dengan minggu, Mas Anto selalu kebingungan sendiri dan tak pernah mendapatkan jalan keluar. Aku jadi semakin terpojok oleh kondisi dalam rahim yang tentunya kian membesar.
Genap pada usia tiga bulan kehamilanku, keteguhkan hatiku untuk melangkahkan kaki pergi dari rumah keluarga Bapak umar. Kutinggalkan semua kenangan duka maupun suka yang selama ini kuperoleh di rumah ini. Aku tidak akan menyalahkan Mas Anto. Ini semua salahku yang tak mampu menjaga kekuatan dinding imanku.
Subuh pagi ini aku meninggalkan rumah ini tanpa pamit, setelah kusiapkan sarapan dan sepucuk surat di meja makan yang isinya bahwa aku pergi karena merasa bersalah terhadap keluarga Bapak Umar.
Hampir setahun setelah kepergianku dari keluarga Bapak umar, Aku kini telah menikmati kehidupanku sendiri yang tak selayaknya aku jalani, namun aku bahagia. Hingga pada suatu pagi aku membaca surat pembaca di tabloid terkenal. Surat itu isinya bahwa seorang pemuda Anto mencari dan mengharapkan isterinya yang bernama Sarni untuk segera pulang. Pemuda itu tampak sekali berharap bisa bertemu lagi dengan si calon isterinya karena dia begitu mencintainya.
Aku tahu dan mengerti benar siapa calon isterinya. Namun aku sudah tidak ingin lagi dan pula aku tidak pantas untuk berada di rumah itu lagi, rumah tempat tinggal pemuda bernama Anto itu. Aku sudah tenggelam dalam kubangan ini. Andai saja Mas Anto suka pergi ke lokalisasi, tentu dia tidak perlu harus menulis surat pembaca itu. Mas Anto pasti akan menemukan calon istrinya yang sangat dicintainya. Agar Mas Anto pun mengerti bahwa hingga kini aku masih merindukan kehangatan cintanya. Cinta yang pertama dan terakhir bagiku.
Tuesday, July 12, 2016
Rental Sex
1:02:00 AM
Rental Sex
Sebut saja namaku Dicky (samaran). Aku sekarang kuliah di YK semester tengah-tengah. Aku mempunyai wajah yang ganteng dan berat badan yang seimbang dengan tinggi badan, seketar 171 cm. Dan kemaluanku yang ukurannya dapat mengerangkan nafsu para cewek-cewek yang gila sama SEX. Aku termasuk orang gila sama ngesex, sering sekali aku melakukan onani (baik dengan sabun, body lotion, tangan kosong), tapi aku atur sedemikian rupa agar aku terus fit.
illustrasi
Hobby-ku menonton BLUE FILM sambil ngelus-elus kemaluan yang sudah tidak sabaran mengeluarkan air mani. Setiap hari kemaluanku harus kulatih dengan mengelus-elus dan mengocok-ngocok pelan dan halus (tidak sampai keluar) agar tetap pada kondisi ready stock. Aku mengeluarkan air mani biasanya pada saat nonton BLUE FILM, aku telanjang sambil tiduran, lama-lama kemaluanku menjadi tegang dan kuimbangi dengan kocokan lembut di batang kemaluanku, biasanya kuletakan kemaluanku di antara dua telapak tangan dan kumaju-mundurkan tangan kanan dan kiri berlainan arah.
Wah.. nikmat sekali, dan kalau aku sudah sampai orgasme, aku lalu mencelana dalamicky adegan waktu ceweknya di atas laki-laki di bawah, dan ceweknya bergerak liar memutarkan kemaluannya di kemaluan laki-lakinya. Lalu aku semakin puncak dan kupercepat kocokan dan sampailah, “Crooottt.. ah.. ccrroot..”
Muncratlah air maniku sampai 4–5 kali, dan wah.., badanku lemas, dan aku tertidur dengan bugil, dan air mani dimana-mana (di dada, paha, karpet, tangan dan bantal).
Kejadian seks yang mengesankan buatku, saat kupinjam CELANA DALAM BLUE FILM ke salah satu rental VCELANA DALAM di daerah Yogya. Pinjam CELANA DALAM BLUE FILM ini aku rutin satu minggu sekali, dan pinjam paling tidak 5 VCELANA DALAM (puas nek..). Saat aku masuk rental itu, terlihat yang jaga rental seorang laki-laki dan cewek, lalu kudatangi yang laki-laki (maklum kalau sama si cewek agak malu kucing).
“Mas.., full..” kataku sambil melepas helm dan duduk di kursi yang disiapkan.
“Oh.. ya..,”
Tidak lama laki-laki itu mengambil map warna merah yang di dalamnya berisi pilihan gambar CELANA DALAM BLUE FILM dengan nomor pemesanan.
Sesaat kupilih-pilih BLUE FILM yang ada dari halaman pertama, sambil mencuri-curi pandang ke arah cewek yang sedang baca novel, maklum saat itu sedang sepi, jadi mereka bisa santai, kuperhatikan cewek disitu yang masih muda. Ya sekitar sama denganku, mungkin tingginya tidak begitu tinggi, sekitar 158 cm, dan berat badan yang montok sekitar 54 kg. Yang membuatku tidak kuat melepas pandangan dari dia adalah ukuran payudaranya yang cukup besar dan menggantung bebas di balik kaos ketat. Wah.., ini pepaya yang besar dan kenyal serta empuk kalau dihisap putingnya, maklum saja ukuran 36B, mana tahan kalau kemaluan ini tidak naik.
Kemaluanku saat itu lagi pemanasan, ya.. tegang-tegang sedikit selain akibat pilih-pilih CELANA DALAM dengan gambar yang bugil ditambah lagi suguhan payudara yang montok itu.
Tiba-tiba si laki-laki bilang, “Yang mana Mas..?”
Aku menjadi kaget, terganggu perhatianku terhadap payudara montok itu, “Oh.., Ya.. ini nomer 27, Mas..”
“O.., Rin.. nomer 27..”
Segera si cewek itu berdiri dan berbalik mencelana dalamicky CELANA DALAM BLUE FILM no. 27.
Wow.., ternyata dia memiliki pinggul yang oke, tidak kalah lagi pantat yang super menonjol dan semok. Aku terus tidak henti-hentinya mengamati belahan pantat cewek itu yang kutahu namanya Karin. Belahan pantat Karin terpampang jelas, karena dia pakai celana kain ketat.
“Oh.. tidak ada, kelurar..” kata Karin sambil kembali duduk.
Terus aku tidak malu-malu pindah duduk ke dekat Karin biar jelas nomor berapa yang mau kupinjam.
“Sebentar Mbak.., ini nomer 13 ada nggak..?”
“Sebentar saya celana dalamickyin..”
Karin lalu berdiri lagi dan membelakangiku. Dia mencelana dalamicky dari atas sampai bawah, setelah lama mengurut, dia menemukan nomor 13 tersebut.
“Ah.. ini Mas ada kok..”
“Oh ya..,”
Aku lalu memeriksa CELANA DALAM itu, kucuri pandang ke payudara yang montok itu. Memang kalau makin dekat makin jelas tonjolan payudara Karin ini, putingnya nampak tonjolannya di tengah-tengah gundukan payudaranya. Karin mengerti gelagatku yang terus mengamati payudaranya itu.
“Mas.., mana lagi..? Kok jadi bengong..!”
“O.. ini Mbak.., nomer 40,” aku kaget sekali tiba-tiba diperingatkan seperti itu.
Aku sengaja memesan nomor yang baling bawah, sehingga Karin nanti bisa menunging membelakangiku. Karin berdiri, dan ternyata dia langsung mencelana dalamicky dari deret yang paling tengah, otomatis dia sedikit menungging. Wow.., ini baru pemandangan yang tidak kalah serunya deh.. Pantat dan belahan pantat Karin benar-benar asli dan oke sekali, kelihatan di selakangannya agak menjorok ke dalam gundukan tempat kemaluannya singgah. Wah.. kemaluanku tidak sadar sudah setengan tegak pengaruh dari pantat montok Karin itu.
“Ini Mas.., nomer 40..”
“Oh.. ya.. Mbak sekalian 45, 50, 49 deh…”
Biar dia agak lama menungging, dan aku dapat menikmati belahan pantat Karin yang montok itu, dan sekilas gundukkan kemaluan yang tertutup celana ketat Karin.
“Ini Mas.., 45, 50, 49 ada lagi.”
“Udah cukup Mbak..”
Aku periksa, mungkin CELANA DALAM-nya tergores atau tidak.
“Masnya sering pinjem BLUE FILM di sini ya..?”
“Ya.. lumayan sih.., Kalo nggak semingggu sekali baru kemari..”
“Emmhmm.. rutin ya.. suka nonton BLUE FILM ya.. Mas..?”
“Ya.., kalo lagi perlu nganggur aja, lagi bete nih..!”
“Kok bete.. kenapa..?”
Aku mulai akrab dengan Karin, dan kalau ngomong sudah tidak nanggung-nanggung lagi, aku yakin dia sudah mengerti masalah sex.
“Ya.. kalo nggak dikeluDickyn bisa pusing nih..!”
“Ha.. ha.. ya.. keluDickyn aja..!” kata laki-laki yang ada di sebelah Karin, ternyata laki-laki itu mendengar percakapanku dengan Karin.
“Lah.. ya.., makannya aku pinjem BLUE FILM ini, alat perangsang..”
Setelah itu aku pulang dan menyalakan komputer dan nonton BLUE FILM itu, tidak lupa aku telanjang dan menyiapkan handuk kecil untuk air maniku nanti muncrat dan body lotion sebagai pelicin. (Khayalan batang kemaluanku di dalam kemaluan cewek) Dan pada hari itu aku menghabiskan waktu dengan onani party di kamarku, nikmat dan puas.
Lalu esoknya aku kembalikan CELANA DALAM BLUE FILM itu. Sesampainya di depan rental X ini, kelihatan sepi-sepi saja, lalu aku masuk dan ternyata aku hanya melihat laki-laki saja yang jaga.
“Mas, kembaliin CELANA DALAM nih..!”
“I.. ya. Se.. bentar ya.., tang.. gung..” sambil nafas yang terengah-engah.
Aku curiga laki-laki ini kenapa, dia duduk dan kedua tangannya menggenggam kursi dengan erat dan dia kok melihat ke bawah terus.
“Ya.., tung.. gu ya.. Mas.. Ah.. ye.. ter.. us..” tidak lama laki-laki itu mengejang, dan, “Aku.. ke.. luar.., ah.. ah.. ah..”
Setelah itu tidak lama kemudian keluarlah seorang cewek dari bawah tempat duduk laki-laki itu, wah.. ternyata Karin. Kelihatan air mani laki-laki itu ada di mulut Karin dan sebagaian di rambutnya.
“Halo Mas.., kembaliin CELANA DALAM ya..?” Karin menyapa dengan santainya.
“E.. i.. ya.”
Karin lalu menuju ke kamar mandi yang letaknya di belakang rental X ini. Karin masih berpakaian lengkap, oo.. ternyata dia baru mengkaraoke batang kemaluan laki-laki ini.
“Ya Mas, ada yang bisa saya bantu..?” sapa laki-laki yang baru dipuaskan oleh Karin lewat mulut binalnya, sambil berdiri dan memasukkan kemaluannya yang masih basah karena air mani yang keluar terlalu banyak.
“Iya.. ini CELANA DALAM-nya.”
“Oh.., sebentar ya, Mas..”Laki-laki ini memeriksa CELANA DALAM apa ada yang tergores atau tidak.
Lalu kucoba untuk memberanikan diri bertanya sesuatu pada mas ini, aku menjadi yakin kalau rental ini benar-benar xxx.
“Mas maaf ya.., mau tanya.”
“Ya.., kenapa..?”
“Tadi itu…” sebelum aku selesai ngomong, “Oh.., tadi itu Karin minta oral sama kemaluan ini, biasa kok Mas, disini nyantai aja.”
“O.., jadi siapa saja bisa ya..?”
“Bisa aja, kalo sekedar oral, kocok kemaluan, emut kemaluan dan elus-elus aja.”
“Kalo.., sorry ya Mas.., kalo nge-sex sungguhan gimana..?”
“Ya, tanya aja ama Karin, temennya banyak kok. Dia seneng banget kalo nge-sex. Ya.. kan enak sih.”
“Jadi kalo onani disini bisa ya..?””Kalo itu sih para pelanggan BLUE FILM sering Mas. Si Karin tuh yang sering ngocokin kemaluan laki-laki. Ya.., kalo Karin nggak capek aja dan lagi ‘MUT’.”
Dan tidak lama kemudian Karin kembali dari kamar mandi, kelihatannya dia baru keramas rambutnya, maklum terkena muncratan air mani laki-laki penjaga rental.
“Halo Mas. Pinjem BLUE FILM lagi..?”
“Oh.., nggak kok.”
“Rin.., ini Mas mo kenalan ama kamu lebih dalam..” kata laki-laki rental X itu.
Aku kaget sekali laki-laki itu bilang seperti itu, “Ya Mbak.., boleh nggak..?”
“Itu Rin.., Mas ini mo kocokan binal kamu, kamu mau nggak..?”
“Bisa..” kata Karin sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.
“Ya.. udah sana ajak ke atas aja Rin.., biar rentalnya kutunggu.”
Wah.., ini waktunya menguji perkasaanku, sudah lama kemaluanku tidak ketemu sama sahabat kDickyb si kemaluan.
Lalu aku dan Karin naik tangga menuju lantai dua, dan Karin membawa satu CELANA DALAM BLUE FILM dari rental itu. Sesampai di sebuah kamar, Karin mempersilakanku untuk duduk di ranjang yang cukup besar juga. Karin lalu mengunci pintu, dia meletakkan handuknya di kursi dan menyalakan TV dan CELANA DALAM player, dan memutar CELANA DALAM BLUE FILM itu dengan volume yang cukup keras. Tidak lama kemudian terdengarlah erangan nafsu, dan terlihat adegan bugil-bugil dari CELANA DALAM tersebut, ini membuat batangku yang tidak sabar lagi melihat kemolekkan tubuh Karin. Karin lalu membuka jendela selebar-lebarnya, agar suasananya lebih natural.
“Gimana Mas, e.. nama kamu siapa sih..?”
“Aku Dicky, kamu pasti Karin to..?”
“Kok tau..?”
“Ya.. tau dong..,”
Tidak lama kemudian Karin mendekatiku, dan duduk di sampingku, dan tidak segan-segan lagi tangan kanan Karin memegang batang kemaluanku yang masih terbungkus celana pantangku, dielus-elus dan kadang-kadang diremas-remas.
“Dicky suka sex ya..?”
“Ya. Ah.., kamu pinter deh nge-sex..!”
“Ah.., kata siapa..?” sambil tetap mengocok-ngocok kemaluanku, dan aku masih pasif merasakan gesekan tangan Karin.
“Ya, ah.., hemmm.., kata Mas di bawah tadi.”
“Ooo, Mas Ucok toh..,”
Sekarang Karin duduk di hadapanku, dan menjongkok sambil tangannya tetap mengocok habis batang kejantananku yang sudah setengah tegang itu.
“Ar.., udah dibuka ya..? Biar kemaluan kamu nggak tersiksa ama CELANA DALAM kamu, biar ngacengnya sempurna.”
“Ya.., udah.. buka aja..”
Karin pelan-pelan membuka celanaku dari sabuk sampai membuka resleting-nya, setelah celanaku terbuka, aku sedikit mengangkat pantatku untuk memudahkan Karin melepas celana, dan sekarang aku tinggal menggunakan CELANA DALAM biru-ku, dan pakaianku masih terpakai. Lemparkan celanaku di kursi dan Karin mulai duduk kembali di selakanganku, dan aku masih dalam keadaan duduk di pinggir ranjang rental X.
“Hemmm.., ah… kemaluan kamu kelihatanya besar juga Ar..,” puji Karin sambil mengelus-elus naik turun kemaluanku yang masih terbungkus CELANA DALAM.
“Ah.. ya.. hem.. oughg.. ye..” erangan yang tidak dapat kutahan lagi, ditambah erangan dari CELANA DALAM BLUE FILM yang dinyalakan oleh Karin tadi menambah hot suasana di kamar rental X.
Karin sedikit demi sedikit membuka CELANA DALAM-ku, dan terlihatlah batang kemaluanku yang sudah mengacung keras seperti rudal siap lepas kendali.
“Wow.., Ar… kemaluanmu lumayan juga nih..” sambil tetap mengocok naik turun kejantananku, “Kamu rawat ya..? Kok tegaknya sempurna banget sih..? Keras lagi..,”
“Ah.., te.. rus.. rin.. don.. stop..!”
Karin mulai mengocok keras, cepat, dan tiba-tiba pelan, keras lagi, pelan lagi. Wah.. ini membuat aku menjadi kelabakan, ternyata Karin ahli juga membuat laki-laki melayang, hampir saja aku keluar tapi aku tetap bertahan.
Kemudian Karin mulai mengocok batang kemaluanku dengan tangan kiri dan tangan kanannya mengelus-elus buah pelir. Wa.., ini nikmat sekali, geli-geli gimana ya..! Kadang-kadang dia menusuk-nusuk anusku dengan telunjuk kanannya.
“Ah.. ya.. te.. rus.. Rin.. kamu.. ahli deh..!”
Sekarang Karin mulai dengan mulutnya, perlahan-lahan dimasukkan kemaluanku ke mulut binalnya.
Saat masuk mulutnya, “Ah.., hemmm.. ye.. ah…”
Aku sedikit mengangkat pantatku, terasa dingin geli dan enak sekali, lain dengan onani.
Perlahan-lahan Karin mengkocok kemaluanku dengan mulutnya dan lidahnya yang lincah.
“Ha.., ough.., ehmm.., ye.. te.. rus..” kupegangi rambutnya, aku tDickyk turunkan kepalanya untuk mengatur kocokan mulutnya di kemaluanku.
“Ehhmm.., Eh.. em..,” suara mulut Karin yang penuh dengan batangku.
Tidak lama dia menDickyk nafas, dan mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya.
“Ah.., hemm.., kamu kuat sekali Ar.. Biasanya laki-laki-laki-laki kalo dioral dikit udah keluar..”
Lalu dia melanjutkan dengan menyedot buah pelirku, dan dilepaskan sampai bersuara, “Ploks.. ploks…”
TDickyan lidah Karin di ujung kepala kemaluanku dan sampai anusku juga tidak ketinggalan dari nafsu seksnya itu. Dan setelah beberapa menit lamanya aku bertahan dari tDickyan lidah Karin di kemaluanku, aku mulai merasa tidak kuat menahan air maniku yang mau keluar.
“Ah., Rin.., aku.. mo.. ah.. ye.. keluaarrr..!”
Dan Karin mulai memasukkan semua kemaluanku di mulutnya, dan dikocoknya dengan cepat dan keras.
Tidak lama kemudian,
“Ahh.. crrooot… crroottt.. ah.. ye.. yes..!”
Karin menutup mulutnya rapat-rapat supaya air maninya tidak keluar dari mulutnya. Dan selama 30 detik lamanya dia menekan mulutnya tetap di kemaluanku, dan meyakinkanku tidak keluar lagi. Lalu dia melepaskan mulutnya dari kemaluanku, dan menelan semua air maniku walaupun ada yang keluar sedikit dari mulutnya.
Aku lemas dan telentang di atas ranjang dengan telanjang bawah saja, dan aku merasa panas dan aku melepas semua pakaianku. Sekarang aku bugil, telanjang tanpa sehelai benang di hadapan Karin yang menikmati air maniku.
“Kamu lumayan juga Ar..! Bisa bertahan beberapa menit lamanya.”
“Ah.. biasa aja tuh..!”
“Kamu pake obat ya..? Irex kali..?”
“Ah.. nggak juga.”
“Udah.., kamu istirahat dulu. Aku mo bersihkan mulutku nih.. Eh, makasih air maninya lho.. gurih..!” katanya sambil terseyum.
Dia menuju kamar mandi yang ada di kamar itu. Ternyata dia sikat gigi, biar tidak bau kali.
Aku beristirahat sambil telanjang menunggu Karin keluar dari kamar mandi. Dengan ditemani CELANA DALAM BLUE FILM yang dari tadi tidak usai-usai, menambah batang kejantananku tidak mau tidur, kemaluanku masih tegak walaupun tidak sekeras tadi. Tidak lama kemudian Karin keluar dari kamar mandi, dia tetap berpakaian lengkap, kaos ketat dan celana kain ketat. Karin mendekatiku yang lagi telentang telanjang di ranjang, dia duduk di sampingku.
“Lho.., kemaluan kamu kok nggak turun-turun sih..?”
“Ya.., itu lihat BLUE FILM mana bisa turun, apalagi payudara kamu yang montok itu menggoda kemaluanku.”
“Ah.., kamu bisa saja.” candanya sambil langsung tangan kanannya mengocok-ngocok pelan batangku yang sudah setengah tegak.
illustrasi
Perlahan-lahan dia menunduk dan mencium bibirku dengan bibir tebalnya itu. Aku langsung melumat habis bibirnya, permainan lidah Karin memang mahir, dan aku imbangi saja dengan permainan lidah yang tidak kalah mahirnya.
Sekitar beberapa menit kami bermain kiss dan kiss, dan Karin tetap mengocok kemaluanku, aku mulai menjelajahi payudaranya yang montok itu, kuremas dengan tanganku yang dari tadi gatal sekali. Terasa kenyal dan empuk sekali payudara Karin, kuelus-elus dan kugesek-gesek halus putingnya dari luar kaos. Sekarang Karin melepaskan lumatan bibirnya, dan mengerang merasakan tDickyan tanganku di payudaranya itu.
“Ah.., ye.. em.. enak.. Ar.. te.. rus.. ya.. itu.. ough..” tangan Karin tetap mengocok-ngocokku dan aku berusaha melepaskan kaos Karin dan dia langsung membantunya dengan melepaskan sendiri kaos ketatnya itu.
Nah.., sekarang terpampang payudara Karin yang tertutup BH 36 itu.
“Rin.. aku buka ya.. biar terlihat bebas..”
“Buka aja..”
Karin lalu mengangkat kedua tangannya memudahkanku melepas kaitan BH yang ada di belakang, payudara Karin yang montok itu terpampang bebas di depan wajahku, dan aku langsung saja melahap habis payudara Karin yang besar sekali. Kusedot, kuremas dan pelintir putingnya.
“Ah.. ye.. oug.. hem.. te.. rus.. Ar..!” mulai tidak jelas ucapan Karin.
Kami mulai duduk berhadap-hadapan, dan selakangan Karin mulai dibuka lebar, dan aku duduk di antaranya, sehingga aku puas mempermainkan payudara montok Karin.
Kupegang kedua puting Karin yang cukup menonjol itu, dan kupelintir bebarengan.
“Ah.. ye.. ah.. aow.. yes.. no.. ough..”
Kepala Karin bergerak tidak karuan, ke kanan ke kiri. Kurebahkan Karin dan kududuk di perutnya, aku mengarahkan kemaluanku di belahan payudara Karin, dan kurapatkan payudara Karin yang besar itu untuk menjepit kemaluanku dan aku maju-mundurkan kemaluanku.
“Ah.. Rin.. su.. su.. ah.. ye.. em.. puk enak..” aku mulai kocok payudara Karin sampai payudara Karin berwarna merah.
Ternyata Karin menikmati ini, dan aku tidak sabaran lagi ingin menikmati kemaluan cewek ini.
Aku mulai turun dan mengelus-elus kemaluan Karin dari luar celana ketatnya, terasa sekali kemaluannya sudah becek sekali akibat permaian panas kami. Kusuruh Karin berbalik telungkup, dan terlihat resleting celananya masih tertutup rapat. Kumulai menurunkan resleting itu, Karin sedikit mengangkat pantatnya agar memudahkanku untuk melepas celananya, dengan posisi menungging ini pantat Karin kelihatan makin montok dan bahenol. Tidak lama kulepas celana ketat Karin. Wah.., ternyata Karin benar-benar terangsang sekali. CELANA DALAM kuning tipisnya bawah total, dengan posisi menungging ini bongkahan kemaluan makin terlihat, apalagi Karin merenggangkan selakangannya. Aku mengelus-elus bongkahan itu dengan tangan telunjukku, Karin sedikit mengangkat pantatku akibat rangsangan tanganku, dan biasanya pantat Karin otomatis maju mundur dengan sendirinya.
Lalu aku melepas CELANA DALAM kuning tipis mulik Karin itu dengan pelan-pelan, dan Karin memberi sensasi dengan memutar-mutarkan pantatnya, wowo.. woo.., ini baru sex dan super model sex, dia pintar sekali meningkatkan nasfu sex lawannya. Terlepas sudah CELANA DALAM Karin, terlihat bebas pantat yang putih mulus tanpa cacat dan kemaluan yang memerah basah dan berambut rapih. Aku mulai mengelus-elus permukaan pantat Karin.
“Ah.. Ar.. ehmmm.. ouhghhh.. ah.. ye.. langsung aja Ar.., aku.. nggak.. tahan… oh.. ye..” sambil merem melek Karin menahan nafsunya.
Langsung aku mendekatkan wajahku di belahan pantat Karin, dan langsung melumat habis kemaluan Karin dalam posisi menungging.
“Ah.. ye.. dalam.. Ar.. ough.. ye.. oh.. ye..” sambil meliuk-liukkan tubuh semok-nya itu Karin mengerang tidak karuan, karena kupermainkan klit-nya Karin dengan lidahku.
Kunaik-turunkan lidahku di penjolan daging itu. Belahan kemaluan Karin lumayan tebal, dan merah warna dalan kemaluannya dan becex sekali. Beberapa saat kemudian aku memasukkan dua jariku, yang satu kumasukkan di kemaluan Karin dan yang satu lagi kumasukkan di anusnya.
Pelan-pelan kumasukkan, “Hemmah.. pelan.. pelan.. Ar.. ya.. te.. rus di.. kit..lagi.. ough..” Karin mengangkat pantatnya sebagai reaksi jari masuk di kemaluan dan anusnya.
Pelan-pelan kukocok anus dan kemaluan Karin dengan jariku.
“Yac.. ah.. le.. bih.. cepat.. Ar, oh.. ye.. oh.. no.. ye.. ya.. oug.. hemmh.. cepet..!”
Aku mulai mempercepat kocokanku di kedua lubang kenikmatan Karin. Sementara itu aku tidak menyia-nyiakan payudara yang menggelantung bebas. Dalam posisi nunggi ini aku dapat melihat dengan bebas gerakkan tubuh Karin yang bahenol dan montok. Kuremas dan pelintir putingnya.
“Ah.. Ar.. aku.. kee.. ke.. lu.. ar.. nggaa.. kuuu.. at..”
Aku merasa Karin mulai dalam kondisi orgasme yang memuncak, kupercepat kocokan tanganku di kemaluan dan anus Karin. Tidak lama kemudian Karin mengejang dan mengangkat badannya dengan gemetaran, dan terasa cairan hangat dari dalam kemaluan Karin.
“Serrr.. serrr…” lumayan banyak sampai keluar dari permukaan kemaluan Karin.
Karin lelah dan terkulai lemas di ranjang dengan posisi telungkup telanjang. Lalu tanganku kucabut dari kemaluan dan anus Karin, terlihat cairan yang lumayan kental dan putih di jariku, lalu kuusapkan ke kejantananku sebagai pelicin. Kukocok-kocok pelan dan lembut kemaluanku agar tetap tegang dan tegak berdiri.
Sementara itu Karin telanjang dan membelakangiku, aku lalu membalikkan dia.
“Rin, orgasme kamu hebat banget deh..”
“Oh.. ah.. kocokan jari kamu hebat sekali, kamu belajar dimana sih..? Kok tau kelemahanku..?” sambil terus mengocok kemaluanku.
“Ya.. nonton BLUE FILM aja kan udah pengalaman.”
“Ah.. kamu bisa aja.” katanya sambil menggantikan tanganku untuk mengocok batangku yang mau keluar lagi.
“Rin, boleh aku coba kemaluan kamu ini..?” sambil kuelus-elus kemaluannya.
“Boleh..”
Lalu kulebarkan selakangan Karin, dan kurangsang dulu dengan oral di kemaluannya. Lidahku menyusuri kemaluannya dari atas ke bawah dan ke atas lagi dan seterusnya. Karin mulai mendesah keenakan.
“Ehhmm.. ah.. ye.. Ar.. sekarang aja kemaluanmu masukin deh..!”
Lalu kupegang kedua paha Karin, lalu kuangkat ke atas, terlihat jelas kemaluan Karin yang sudah membuka lebar dan becek. Pelan-pelan kumasukkan batang kemaluanku ke kemaluan Karin.
“Ouhg.. hemm.. ah.. ye..” erangan Karin menerima sodokan pertama kemaluanku.
Aku mulai memaju-mundurkan kemaluanku dengan pelan-pelan.
“Oh.. ye.. shiit.. ah.. ye..” erangku.
Enak benar kemaluan Karin, dindingnya berdenyut-denyut. Aku mulai percepat kocokanku, dan semakin cepat.
“Ah.. Ar.. yes… oh.. no.. ough… hemm.. ya.. ya.. te.. rus.. Ar.. dalam..” kepala Karin yang tidak karuan ke kanan dan ke kiri.
Kuvariasi kocokanku dengan pelan-pelan, lalu tiba-tiba cepat sekali, pelan lagi cepat lagi dan seterusnya, biasanya kuputar pantatku agar kemaluanku memutar di kemaluan Karin.
“Ya.. ini.. oke.. Ar.. te.. rus.. ough.. ye.. hem..” Karin menyukai gerakan memutar dari pantatku.
Sekitar 3 menit gerakan ini berlangsung, kubalikkan Karin dengan posisi menungging, dan kutancapkan lagi kemaluanku di kemaluan Karin dari belakang. Dengan pegangan pinggul Karin yang semok itu aku langsung percepat.
“Oh.. ye.. Rin.. kemaluanmu oke..”
“Kemaluan kamu.. ouhg.. hemmm.., hebat.. Ar.. te.. rus.. da.. lam..!”
Setelah beberapa saat, tiba-tiba,
“Ah.. Ar.. aku akan, aku.. ke.. luar..!”
“Ta.. han.., nanggung nih! Ah.. ye.. hemm..!”
Terasa aku sudah sampai, kusuruh Karin untuk duduk di atasku, dan dia memegang kemaluanku, dan dimasukkannya ke kemaluannya.
illustrasi
“Ouh.. ya.. Rin.. kamu.. hebat..!”
“Ya.. Ar.., cepet ya..! Aku, keluar.. ah.. hemm..!”
Lalu Karin mempercepat gerakannya dengan sangat liar, dia merangkulku dan menggerakkan pantatnya untuk mengocok batang kejantananku dengan cepat.
“Oh.. Ar.. aa.. ku.. ngga.. k.. tahan.. keluar.. hem..!”
“Ki.. ta.. samaan.. aku.. keluar.. juga..”
Dalam hitungan tiga detik, “Crroot.., crroott.. ah.. ah.. ye..”
“Seerrr.., sreerrr..” kumuncratkan air maniku ke dalam rahim Karin, dan terasa sekali semburan cairan hangat Karin di kepala kemaluanku.
Karin lemas di dadaku, dan kami tertidur di ranjang itu dengan bertelanjang ria.
Setelah istirahat beberapa jam, aku terbangun, ternyata Karin sudah tidak ada di sampingku. Lalu kukenakan bajuku dan turun ke tempat rental, dan ternyata Karin ada disana.
“Mas Dicky udah bangun ya..? Nggak mandi dulu Mas..?”
“Oh.., nggak Rin, makasih.”
“Nggak pinjem BLUE FILM lagi..?”
“Ah.. tidak dulu. Lagi pembuangan besar-besaran tadi di atas.”
Karin tersenyum, lalu aku pulang ke kostku dan aku langsung mandi. Besok-besoknya aku ke rental X itu untuk kocokan kemaluan saja sama Karin.
Setelah beberapa bulan aku tidak kesana, kuketahui Karin tidak di situ lagi. Kutanya sama mas yang jaga di rental X itu dimana Karin berada, ternyata Karin ke Jakarta. Wah.., nyesal sekali nih.. mulai nih.. tidak ada pemuasan sex selain onani deh.
“Oh.., nggak Rin, makasih.”
“Nggak pinjem BLUE FILM lagi..?”
“Ah.. tidak dulu. Lagi pembuangan besar-besaran tadi di atas.”
Karin tersenyum, lalu aku pulang ke kostku dan aku langsung mandi. Besok-besoknya aku ke rental X itu untuk kocokan kemaluan saja sama Karin.
Setelah beberapa bulan aku tidak kesana, kuketahui Karin tidak di situ lagi. Kutanya sama mas yang jaga di rental X itu dimana Karin berada, ternyata Karin ke Jakarta. Wah.., nyesal sekali nih.. mulai nih.. tidak ada pemuasan sex selain onani deh.
terima kasih sudah membaca cerita - cerita yang sudah kami sajikan.
ikuti kami melalui fanspage facebook kami, untuk mengetahui up-date yang selanjutnya.
Subscribe to:
Posts (Atom)