1cerita

1cerita1masalah.blogspot.com adalah website penyedia cerita hiburan fantasy tentang SEX

Showing posts with label FIKSI. Show all posts
Showing posts with label FIKSI. Show all posts

Tuesday, March 10, 2020

Pesta Untuk Rita

6:37:00 PM
Pesta Untuk Rita | Cerita ini adalah fantasi, dan untuk memmperkuat imajinasi pembaca, terlebih dahulu saya deskripsikan pemeran utama dari cerita ini yaitu Rita. Rita adalah seorang wanita karir yang berumur 31 tahun, dengan tinggi badan 160 cm, berat 45 kg.

Dia memiliki kulit sawo matang karena dia keturunan Jawa-Batak. Bentuk tubuhnya pun sangat menggiurkan bagi setiap mata laki-laki yang memandangnya, meskipun ukuran vital payudaranya tergolong kecil karena cuma 32A.
Malam itu Rita pulang agak terlambat dari tempat kerjanya. Sekitar jam 8 malam Rita menunggu bis sendirian di halte seberang kantornya. Tanpa diketahuinya, sebuah mobil van berkaca gelap telah mengamati dirinya dari jauh.

Tiba-tiba sebuah van tersebut berhenti di depan halte tersebut dan Rita langsung diseret masuk ke dalam dan van kembali dijalankan. Di dalam van tersebut sudah ada enam orang pria dan Rita dipaksa untuk menuruti kemauan mereka. Rita duduk kursi bagian tengah dimana ia diapit oleh dua orang, dan tanpa basa-basi lagi dua orang tersebut langsung menggerayangi Rita dengan brutal.
Diperjalanan Rita dipaksa duduk dalam posisi mengangkang dan kedua orang tersebut mulai bergantian memasukkan tangannya dibalik rok span Rita sambil meremas-remas paha dan selangkangan Rita, hingga akhirnya kedua orang tersebut sudah tidak tahan lagi dan memaksa Rita mengocok batang kejantanan mereka bergantian.

Rita dipaksa melingkarkan tangannya di batang kejantanan mereka kiri dan kanan dan dipaksa mengocoknya. Belum lagi selesai dikocok mobil sudah sampai di tujuan dan Rita langsung dipaksa masuk ke dalam rumah mereka, dan betapa kagetnya Rita ketika masuk ke dalam rumah tersebut, karena di sana sudah menunggu 30 orang lagi untuk mengantri Rita. Total 36 orang akan mengerjai Rita.
Rita didudukkan di kursi diantara mereka duduk dan mulailah mereka mengerjai Rita. Rita dipaksa membuka kancing bajunya sendiri hingga akhirnya blous Rita dilepaskan dari badannya, sementara yang lainnya mengobok-ngobok selangkangan Rita sambil menaikkan rok span Rita ke atas hingga celana dalamnya terlihat jelas.

Sekarang Rita hanya memakai BH dan celana dalam saja serta sepatu hak tinggi yang dikenakannya. Mulailah Rita diobok-obok oleh mereka. Rita dipaksa duduk mengangkang dan dengan brutal mereka bergantian memaksa Rita untuk mengulum batang kejantanan mereka bergantian.
Mulut Rita sibuk maju mundur mengulum batang kejantanan mereka, sementara kedua tangannya mengocok batang kejantanan kiri dan kanan. Cup BH Rita dibetot ke bawah hingga payudaranya tersembul keluar, lalu mereka bergantian menjepitkan batang kejantanan mereka di belahan payudara Rita dan mengocoknya turun naik.

Bosan dengan gaya duduk, Rita dipaksa nungging, bagian selangkangan celana dalam Rita dikesampingkan dan langsung saja salah seorang dari mereka menyetubuhi Rita dari belakang, sementara 10 orang yang lainnya antri di belakang orang tersebut untuk mendapat giliran mengocok batang kejantanannya di liang kemaluan Rita.
Tiba-tiba dari arah depan, salah seorang memegang rambut dan kepala Rita hingga tidak dapat bergerak, ia mengeluarkan batang kejantanannya dan menampar-namparkannya di wajah Rita hingga ngaceng keras, kemudian memaksa Rita untuk segera mengulumnya. Lelaki tadi mulai mendorong dan menarik kepala Rita.

Kepala Rita digerakkan maju mundur tanpa henti, terus menerus. Sepuluh orang antri di depan Rita untuk disepong oleh Rita. Mereka bergantian memasukkan kejantanan mereka ke mulut Rita sambil menampar-nampar wajah Rita dengan batang kejantanan mereka.
Setelah dua jam memperkosa Rita. Rita diistirahatkan selama setengah jam. Salah seorang mengambil minuman dan sepotong puding dari kulkas. Ternyata minuman tersebut adalah satu gelas air mani kental hasil pengocokan penis dari beberapa orang. Beberapa orang bergantian menyuapi Rita dengan puding yang kuahnya diambil dari gelas tersebut.

Puding sperma dicekoki ke mulut Rita hingga tandas, dan Rita dipaksa minum air mani dingin tersebut hingga tak bersisa. Rita langsung mual-mual dan ingin muntah, namun oleh mereka Rita langsung diberi minum air putih.
Salah seorang mengambil 3 buah gelas berkaki yang agak besar dan mulailah mereka mengocok ramai-ramai di depan wajah Rita. Rita kembali dipaksa mengulum batang kejantanan dan disetubuhi beramai-ramai. Wajah Rita bergantian ditekan-tekan ke arah selangkangan mereka hingga batang kejantanan mereka terjepit diantara selangkangan dan wajah Rita.

Ketika air mani mereka ingin muncrat keluar mereka mengumpulkannya di gelas tersebut. Tiga puluh enam porsi air mani terkumpul di dalam tiga gelas penuh, lalu disimpan sebentar dalam lemari es, agar lebih nikmat.
Setelah istirahat satu jam Rita kembali dikerjain. Seperti biasa, mereka hobi memuncratkan air mani di wajah wanita yang mereka perkosa. Rita dipaksa duduk di kursi dengan rileks, cup BH Rita di turunkan ke bawah hingga payudaranya tersembul keluar.

Beberapa orang mengambil celana dalam mereka masing-masing, kemudian duduk di samping kiri dan kanan Rita. Dari bawah kursi mereka menarik sebuah baskom berukuran sedang yang ternyata isinya air mani yang dicampur dengan air sagu kurang lebih setengah liter yang sudah mereka kumpulkan berhari-hari sebelumnya.
Salah seorang mencelupkan celana dalamnya ke baskom berisi air mani basi tersebut lalu Rita dipaksa membuka mulutnya dan langsung saja celana dalam yang sudah bermandikan air mani disumpalkan ke dalam mulut Rita hingga melesak semua ke dalam sambil ditekan-tekan supaya air mani tersebut meresap ke tenggorokan Rita.

Secara bergantian mereka berbuat hal yang sama hingga air mani di dalam baskom habis, bahkan salah seorang memaksa Rita memasukkan sendiri celana dalam yang berlumuran mani tersebut ke dalam mulutnya.
Setelah puas menyumpalkan celana dalam di mulut Rita, kini mereka berdiri mengelilingi Rita sambil mengocok kemaluannya masing-masing. Rita tidak bisa berbuat apa-apa lagi kecuali menuruti kemauan mereka. Satu persatu dari mereka mulai memuncratkan air maninya di wajah Rita.

Batang kejantanan mereka diarahkan ke wajah Rita, bahkan ada yang memukul-mukulkan kemaluannya di wajah Rita hingga air maninya berhamburan di wajah Rita. Ada yang menekan-nekan wajah Rita ke selangkangan mereka hingga mereka ejakulasi dan air maninya berantakan di wajah Rita.
Sebagian dari mereka bergantian memaksa Rita mengisap kemaluan mereka dalam-dalam hingga mentok dan buah zakar mereka bergelantungan di depan bibir Rita dan mereka mengeluarkan air mani mereka di dalam mulut Rita dan kembali Rita dipaksa menelan semua air mani yang keluar.

Bahkan hingga menetes keluar dari sudut mulut Rita. Sebagian lagi menyuruh Rita membuka mulutnya dan mereka mengarahkan batang kejantanan mereka ke mulut Rita.
Kemudian menyemprotkan air maninya ke mulut Rita hingga berantakan di depan bibir Rita. Beberapa orang dari mereka muncrat sangat banyak hingga membuat garis putih kental dari dahi hingga ke bibir Rita.

Salah seorang mengambil sendok kecil lalu menyendoki air mani yang berantakan di wajah dan payudara Rita dan Rita dipaksa menelan air mani tersebut hingga bersih tak tersisa.
Selesai memuncratkan sperma di wajah Rita mereka mengambil tiga gelas air mani yang tadi disimpan di lemari es. Dalam keadaan masih berlepotan sperma, kembali Rita dipaksa meminum air mani dari gelas pertama hingga tandas, Rita pun sampai muntah-muntah, namun mereka tidak peduli.

Gelas kedua dituangkan di wajah Rita hingga berhamburan di seluruh wajah dan rambutnya hingga menetes di pundak dan payudaranya. Dua orang menyendoki sperma yang berlepotan tersebut dan menyuapinya ke mulut Rita, hingga semua sperma yang berlepotan tersebut habis.
Selesai diperkosa dan mandi sperma, Rita kembali disuruh berpakaian dan diantar pulang dan diturunkan di daerah dekat rumahnya. Sebelum diturunkan di jalan, orang yang mengantar Rita meminta Rita untuk melepas celana dalam dan BH-nya sebagai kenang-kenangan.

Tanpa basa-basi orang tersebut langsung merogohkan tangannya ke dalam rok Rita dan langsung menarik turun celana dalam Rita. Sementara itu Rita terpaksa membuka blousnya kembali untuk melepas BH-nya. Rita diturunkan dijalan tak jauh dari rumahnya tanpa mengenakan BH dan celana dalam.

Saturday, March 7, 2020

Sleeping Bitchy (Putri yg tertidur)

1:17:00 PM
Sleeping Bitchy (Putri yg tertidur) | Pada jaman dahulu, adalah sebuah kerajaan nun jauh di kaki sebuah gunung. Tanahnya subur, rakyatnya hidup makmur dan berkecukupan. Raja muda yang memerintah kala itu amat dicintai rakyat. Istananya besar dan megah, dikelilingi kebun yang luas sampai ke tepi hutan. Raja membuat sebuah kolam di tengah kebun, khusus untuk permaisuri yang dicintainya.

Namun ada satu hal yang merisaukan hati sang Raja. Sekian tahun sudah ia mengambil permaisuri, mereka belum juga dikaruniai keturunan. Berbagai cara sudah dicoba, dan mereka hampir putus asa. Padahal Raja ini nafsunya besar sekali. Selain satu permaisuri, raja mempunyai 12 gundik untuk melayaninya, setiap saat dia butuh pelampiasan. Anehnya, tak satupun dari wanita-wanita ini berhasil dihamili. Lalu seorang nenek sihir memberi ramuan spesial buat Raja, dan melarangnya menemui gundiknya selama beberapa minggu.
Akhirnya, Raja selalu melampiaskan nafsunya dengan si permaisuri, hampir tiap malam terdengar beberapa kali rintihan permaisuri, dan erangan nikmat sang Raja, dan sembilan bulan kemudian lahirlah seorang putri yang sangat cantik. Rambutnya ikal, matanya besar, kulitnya putih mulus, dengan pipi sehat berwarna pink dan bibir yang merah merekah. Raja dan ratu mengadakan pesta besar untuk memberi nama putri mereka ini, dan mereka mengundang semua peri dan jin yang ada di hutan dan gunung untuk memberkatinya.

Pesta berjalan meriah. Orang-orang bijak memberi nama Maya, pada putri cilik ini. Semua rakyat diundang, dan ketika orang-orang sedang menikmati makanan dan tarian, tiba-tiba ada keributan di pintu gerbang. Ternyata Raja dan ratu lupa mengundang nenek yang membantu permaisuri supaya bisa hamil. Dan si nenek sihir berusaha masuk dengan paksa, dihadang prajurit istana. Raja dan ratu mohon maaf kepada si nenek, dan berkata bila dia itu mau, akan diberikan tempat duduk terhormat di meja makan, dengan makanan di piring emas dan minum dari gelas kristal. Namun si dukun sudah keburu sakit hati. Dan karena dia pikir dia yang terakhir datang, dikutuklah si bayi itu.
"Terkutuklah Putri Maya! Di usianya yang ke-17 ia akan tertusuk jarum, dan dia akan MATI!" Teriak si nenek menggelegar. Kemudian dia menghilang begitu saja, raib tanpa bekas.
Raja dan ratu dan semua orang di pesta itu tertegun, dan pesta meriah berubah menjadi duka cita. Ratu menangis dan semua orang bersedih.
Tapi tiba-tiba seorang peri berkata", Jangan sedih, aku masih keturunan orang berilmu, meskipun aku tak mampu menghapus kutukan nenek sihir, aku bisa memperkuat sang putri hingga ia tak akan mati".

Semua orang pun melihatnya dengan penuh harap.
"Dan kuramalkan, akan datang pangeran yang sungguh perkasa untuk menyelamatkan sang putri, hanya pangeran inilah yang tahu caranya".
Orang-orang mendesah lega, dan pesta pun berlanjut dengan gembira. Raja memerintahkan agar semua jarum di kerajaan itu dimusnahkan.
Mendekati usianya yang ke-17, Putri Maya bertambah cantik, ia pun sangat pandai dan selalu ingin tahu. Pada suatu hari ia berjalan-jalan di kebun bunga istana, dan ia melihat seorang nenek duduk di dekat kolam, memegang sesuatu di tangannya.
"Selamat siang, Nek", katanya sopan.

"Boleh kutahu apa yang nenek pegang itu? Aku tak pernah melihatnya".
"Oh, tentu Tuan Putri", kata si nenek.
"Duduklah disampingku. Ini adalah jarum untuk merajut, lihat, dua helai benang bisa menghasilkan kain yang indah".
"Indah sekali hasil rajutan Nenek!", sang putri mengagumi syal yang sedang dibuat nenek itu.
"Warnanya lembut dan rasanya halus sekali".
Sejak raja memusnahkan semua jarum, kerajaan itu tak mampu membuat kain. Rakyat dan penghuni istana memakai baju yang nyaris compang camping.
"Maukah kau mencoba membuat?" si nenek menawarkan.
"Oh, tentu, Nek, kalau nenek tidak keberatan".

Dan tentu saja nenek itu adalah jelmaan penyihir yang mengutuk Putri Maya dulu. Begitu jari sang putri menyentuh jarum, jarinya tertusuk dan sang putri jatuh tak sadarkan diri. Nenek sihir itu tertawa girang, dikiranya Putri Maya sudah mati seperti kutukannya. Ia pun tersenyum puas dan menghilang ke dalam hutan. Raja dan ratu sungguh bersedih hati, kutukan telah menjadi kenyataan. Mereka membaringkan Putri Maya yang tak sadarkan diri itu. Orang pintar dan pangeran-pangeran diundang untuk mencoba mengobati sang putri, namun tak satupun berhasil.
Beberapa waktu kemudian, adalah wabah penyakit melanda kerajaan, dan sungguh menyedihkan. seluruh rakyat dan orang-orang istana, termasuk raja dan ratu, meninggal satu demi satu. Putri Maya kini sendirian. Peri yang baik hati menyesal karena tidak bisa melindungi orang-orang di dekat sang putri. Sebagai tanda penyesalannya ia menyihir hutan di sekeliling istana menjadi semak belukar berduri, dan hanya sang pangeran perkasa yang nantinya bisa menerobos hutan itu.

Putri Maya terbaring di kamar di menara. Gaun tidurnya indah berenda dan berpita. Supaya tidurnya nyaman, putri dipakaikan gaun tidur dari bahan yang paling halus. Gaun itu mengikuti lekuk-lekuk tubuh sang putri, menonjolkan bukit dadanya yang menantang, perutnya yang rata, pinggulnya yang membulat seksi dan kakinya yang panjang. Setiap lelaki yang melihatnya pasti terangsang untuk menyetubuhi sang putri yang seksi.
Dua ratus tahun kemudian, seorang pangeran yang gagah berani mendengar dongeng tentang si putri yang tertidur. Pangeran ini tergugah untuk mencari kebenaran cerita itu. Hutan belukar yang masih merupakan daerah kekuasaannya tak pernah dimasuki orang. Pangeran ini sangat tampan namun playboy. Sang pangeran mempunyai nafsu seks yang besar dan dalam usianya baru 25 sudah membangun istana harem dan mempunyai beberapa selir. Tapi pangeran ini sungguh berani dan selalu menang dalam pertempuran. Setelah peperangan yang kesekian, ia minta cuti dari ayahandanya, sang raja, dan mulai bertualang.

Di tepi hutan belukar, sang pangeran tertegun. Duri-duri belukar menghadang jalannya. Dengan pedangnya sang pangeran membabat pohon dan semak belukar, membuka jalan menembus hutan. Pada hari keempat, ia mulai berpikir bahwa sang putri adalah cerita belaka. Tapi begitu dilihatnya betapa jauh sudah ia di dalam hutan, ia memutuskan untuk tidak putus asa dan mencoba sedikit lagi. Sungguh ajaib, kerjanya terasa lebih mudah sekarang, pohon-pohon seakan membuka jalan untuk sang pangeran dan kudanya. Pada hari ketujuh, sampailah ia di depan gerbang tua yang tertutup lumut dan tumbuh-tumbuhan.
Sang pangeranpun segera masuk. Suasana sunyi senyap. Sinar mentari menerangi halaman istana. Tak seorangpun terlihat. Sang pangeran mulai melihat-lihat setiap ruangan di istana tua itu. Istana ini amatlah kaya, harta berlimpah di tiap ruang. Tapi semua barang dari kain sungguh rapuh dan langsung hancur begitu tersentuh. Penduduk kerajaan ini pasti tidak bisa membuat kain, gumam sang pangeran. Tak lama kemudian ia sampai di kaki sebuah tangga batu yang adalah jalan ke menara. Sesampai di puncak menara ada sebuah pintu. Itulah pintu kamar Putri Maya.

Sang pangeran terpana memandang sang putri. Meskipun sudah dua ratus tahun, sang putri tetap muda dan cantik, waku seakan tak menyentuhnya. Posisi tidur sang putri sungguh mengundang, lengan kanannya terangkat ke atas, dan paha kirinya terbuka. Pelan-pelan sang pangeran menghampiri ranjang di tengah ruangan itu. Ditepuknya pipi sang putri. Tak ada reaksi. Pangeran ingat, dalam dongeng, putri cantik yang tertidur akan bangun begitu dicium bibirnya. Pangeran mencoba mencium sang putri. Tetap tak ada reaksi. Dikulumnya bibir sang putri yang penuh dan merah itu. Lembut sekali, tapi sang putri tak terbangun, dan tak membalas ciumannya juga.
Disentuhnya gaun tidur sang putri. Seperti kain-kain di istana itu, gaun itu langsung hancur tersentuh. Entah karena tua, entah karena rapuh. Sang pangeran tersenyum puas. Nafsunya bangkit menatap kemolekan tubuh muda Putri Maya. Perlahan dielusnya paha sang putri, ditepiskannya kain rapuh yang menutupi kemaluan sang putri. Sang putri mendesah pelan dalam tidurnya. Lalu dengan cepat sang pangeran meraba dan menepis gaun tidur sang putri. Sekejap kemudian terpampanglah seluruh tubuh seksi sang putri, telanjang bulat di ranjang itu.

Tangan sang pangeran bermain di kemaluan sang putri, meraba sekelilingnya, menyentil klitorisnya, bahkan mencoba memasukkan telunjuknya ke vagina sang putri yang permukaannya dihiasi bulu halus dan lebat. Supaya tidak menghalangi, dibukanya juga paha sang putri yang satu lagi, hingga posisinya sekarang mengangkang lebar. Terasa vaginanya mulai basah, sang pangeran terus memanipulasi daerah sensitif itu hingga mengeluarkan cairan dan nafas sang putri makin cepat.
Putri masih terlelap, sesuai kutukan, pangeran harus mencium sang putri sebelum sang putri membuka matanya. Sang pangeran mulai membuka bajunya, celananya terasa ketat karena penisnya yang besar sudah mulai bangun. Dilepasnya sepatu bot, ikat pinggang, celana. Sekejap kemudian ia sudah telanjang bulat juga. Pangeran sangat bangga sekali dengan tubuhnya yang kekar. Dadanya bidang berotot, perutnya rata dan keras, lengan dan kakinya kuat karena sering bermain pedang dan berkuda. Dielus dan diurutnya penisnya yang panjang itu sambil memandangi takjub pada tubuh bugil sang putri, pahanya yang sudah terbentang lebar, dengan kemaluan merah merekah seolah siap dinikmati.

Pangeran mulai ambil posisi, berlutut diantara paha sang putri. Nafasnya mulai memburu, penisnya terasa sudah bangun maksimal. Tangannya menguakkan bibir kemaluan sang putri. Dibimbingnya si penis ke lubang surga dunia itu. Dipaksanya kepala penisnya supaya masuk sedikit, dan sambil mencium bibir sang putri, pangeran pun memasukkan seluruh batang penis yang panjang itu ke dalam vagina sang putri. Persis pada saat robeknya selaput dara, sang putri terbangun.
Bayangkan perasaannya saat itu! Berat tubuh sang pangeran menindihnya, bibir pangeran mengulum bibirnya, dan kemaluannyanya terasa penuh oleh penis yang besar. Ia mengerang, tapi sang pangeran terus mencumbu bibirnya hingga sang putri tak kuasa berkata-kata. Sang pangeran mulai menggenjot tubuhnya naik turun.
Disela-sela rintihannya sang putri berkata", Ohh.. aku bermimpi.. oh."..
"Kau tidak bermimpi, putri cantik", kata pangeran.

"Akulah pangeran perkasa impianmu!"
"Oohh.". erang sang putri.
"Inikah.. Inikah yang dikatakan seks itu? Aahh!"
Sang pangeran menjawab sambil tangannya meremas lembut kedua buah dada sang putri. Puting susunya mengeras seketika itu juga. Pinggul pangeran naik turun, penisnya menggesek dinding vagina sang putri, yang makin lentur mengepit benda asing itu.
Sang pangeran nafsunya semakin berkobar memandangi ekspresi wajah sang putri. Diperintahkannya sang putri untuk tidak menutup matanya, melainkan sang putri harus terus melihat wajah pangeran, dan bagaimana ia disetubuhi. Bibirnya yang tipis tampak basah dan setengah terbuka, mengeluarkan rintihan-rintihan erotis. Pangeran sangat puas karena sang putri tampak sangat terangsang dan tidak kesakitan, meskipun ini adalah permainan seks pertamanya.

Pangeran sangat menikmati, dikeluarkannya penisnya yang sudah berlumuran cairan cinta sang putri, lalu disundul-sundulkannya di sekitar bibir vagina sang putri, kepala kontolnya kadang menggosok klitoris sang putri. Mata sang putri terpejam seakan menanti saat sang pangeran menusukkan kembali penisnya.

Benarlah karena sesaat kemudian sang pangeran menghujamkan penisnya sekuat tenaga. Mata sang putri terbeliak dan menjerit panjang. Sang putri kadang berusaha merapatkan pahanya ketika penis pangeran merangsang bibir kemaluannya, tapi dengan tegas sang pangeran memerintahkan supaya sang putri terus mengangkangkan pahanya lebih lebar. Dia senang melihat penisnya yang besar keluar masuk di lubang kemaluan sang putri.
Setelah lama, dan setelah sang putri orgasme berkali-kali, sang pangeran pun akhirnya kasihan, karena putri tampak lelah sekali dan cuma bisa merintih-rintih saat disetubuhi. Pangeran pun memegang kedua buah pantat sang putri kuat-kuat, dan memuntahkan maninya yang banyak dan kental ke dalam rahim sang putri. Nampak sperma yang sudah bercampur cairan cinta mengalir membasahi sekitar daerah kemaluan putri. Sang pangeran lalu keluar mencari buah-buahan untuk makan malam, mereka lalu menyalakan lilin-lilin. Sambil makan mereka berkenalan lebih jauh. Sang pangeran ternyata bernama Bram. Dan sang putri
menceritakan nasibnya yang malang, ia sangat sedih begitu mengetahui seluruh kerajaannya meninggal tak lama setelah ulang tahunnya yang ke-17, dimana ia sendiri tak sadarkan diri selama dua ratus tahun.

Malam itu sang pangeran bermalam di istana sang putri, yang sebenarnya adalah wilayah kekuasaannya juga.. Malam itu mereka lewati dengan bersetubuh hingga puas, untuk pangeran ini adalah hal yang biasa, apalagi baru pertama kalinya ia bertemu putri secantik Maya, tubuhnya sungguh indah dalam usianya yang baru 17 tahun itu, kemaluannya terasa sangat rapat dan ketat. Bagi sang putri yang baru merasakan seks, sang pangeran benar-benar master yang mengajari indahnya seks. Karena sudah tertidur selama dua ratus tahun, sang putri kuat melayani nafsu sang pangeran sepanjang malam. Sang putri mencoba berbagai gaya mulai dari terlentang, gaya berpangkuan, gaya berdiri, gaya anjing, hingga menghisap dan mengocok penis sang pangeran.

Paginya mereka bersiap untuk kembali ke istana sang pangeran. Sang putri mengaku vaginanya terasa sensitif sekali, karena seringnya dikerjai sehari sebelumnya. Pangeran Bram hanya tersenyum, saat itu ia merasa perkasa sekali. Putri Maya yang cantik terpaksa hanya mengenakan jubah berkuda Pangeran Bram, karena gaun tidurnya sudah dirobek-robek sang pangeran, dan tak sehelai kainpun dapat ditemukan di seluruh istana. Pangeran mengangkat tubuh sang putri dan mendudukkan sang putri di depannya. Karena belum biasa berkuda, pangeran menganjurkan agar sang putri mengangkang saja, supaya lebih gampang dan tidak jatuh.

Perjalanan memakan waktu yang lama, dan pangeran benar-benar menikmatinya. Tangannya satu memegang tali kendali, dan yang satu lagi masuk ke dalam jubah yang dipakai sang putri. Bergantian dimainkannya payudara sang putri kiri dan kanan, terutama bagian puting susunya.
"Engh.". Desahnya tiap kali tangan pangeran meremas toketnya.
"Enak?" bisik pangeran.
"Uh, susumu besar sekali.. kau seneng ya kalau diremas-remas begini? Apakah pentilnya tambah sensitif kalau dipijit seperti ini?" tanya pangeran tambah merangsang sang putri dengan kata-katanya.
"Aahh.. benar-benar terangsang sekali.. Ohh.". sang putri hanya bisa merintih, tangannya bergerak hendak menggosok selangkangannya yang mulai basah, tapi pangeran Bram mencegahnya.
Ditariknya kedua lengan sang putri kebelakang dan diikatnya dengan seutas ranting panjang.
"Ahh.. kenapa..?" tanya sang putri.
"Aku mau kau nikmati saja rangsangan-rangsangan ini" kata pangeran.
"Aku belum puas mengentot memekmu yang rapat itu, sabarlah, tahan sebisanya yang satu ini".
Tangannya kembali bermain di dada sang putri yang kini membusung karena posisi tangannya yang terikat di belakang. Sang putri hanya sanggup mendesah dan bersandar ke dada pangeran. Posisi kakinya yang mengangkang membuat sadel kuda menggesek-gesek daerah memek dan klitorisnya. Sang putri mulai berkeringat dan sulit duduk diam. Rintihan sang putri yang makin lama makin terangsang hebat itu makin keras.

"Aku.. akh.. Bram, memekku tergosok sadel ini.. aduh.. rasanya!".
"Aku ingin kau selalu basah dan siap dientot, putri manis" kata pangeran.
"Ahh.. tolonglah, kumohon.. gosokkan jarimu di klitorisku.. aku nggak tahan lagi" desah sang putri memohon.
Siksaan erotis ini telah berlangsung kurang lebih se-jam, dan Putri Maya merasa ingin menangis karena hebatnya rangsangan, tapi tidak cukup hebat untuk membuatnya orgasme. Cairan cintanya membasahi sadel yang didudukinya.
"Sshh.. sabar.. sebentar lagi ya.. kau seksi sekali kalau sedang terangsang seperti ini"
Pangeran yang mulai terangsang karena tangannya penuh payudara sang putri itu diam-diam mengeluarkan penisnya. Lalu didekapnya sang putri erat-erat supaya kepala penisnya bisa menyundul-nyundul pantat sang putri.

Sebelum keluar dari hutan, mereka kembali berhenti, pangeran memerintahkan putri untuk berpegangan di batang pohon, dan disenggamai dari belakang sambil berdiri.
"Ayo, membungkuk lebih dalam lagi", perintah sang pangeran.
Sepatu botnya menyelip diantara kaki sang putri.
"Dan kakinya direngangkan lagi.. lebih lebar supaya kau terlihat seksi"
Pangeran tiba-tiba berjongkok di belakang sang putri dan mulai menjilati vaginanya.
"Ahh.". desah putri dengan puas.
Pangeran itu dengan rakus menjilati cairan cinta sang putri. Ketika selangkangannya mulai mengering, sang pangeran memasukkan dua jarinya, dan dengan cepat menggerakkannya keluar masuk seperti sedang bersetubuh. Sedetik kemudian daerah itu mulai basah lagi.

"Tubuhmu benar-benar gampang sekali dikerjain, sebentar saja sudah basah begini" kata sang pangeran senang.
"Ayo.. sekarang.. sekarang.. entot aku.. sekarang!" mohon sang putri.
Dan tanpa disuruh dua kali pangeran mengeluarkan penisnya lagi dan cepat-cepat dicobloskannya kedalam kemaluan sang putri yang sudah siap itu.
"Lebih cepat.. entot aku kuat-kuat.". kata putri disela rintihan nikmatnya.
Putri Maya serasa hampir pingsan karena dalam waktu sehari saja memeknya sudah berkali-kali dimasuki penis raksasa sang pangeran. Tapi ia benar-benar menikmati setiap sodokan penis pangeran itu.
"Ohh.". teriak sang putri saat orgasmenya mengguncang seluruh tubuhnya.
"Nih.. nih.. Uhh!" dengan gemas sang pangeran terus menghujamkan penisnya.
"kau benar-benar alami.. benar-benar.. suka dientot"
Sang pangeran merasa hampir keluar, diremasnya payudara putri kuat-kuat dan muncratlah cairan putih kentalnya di dalam rahim sang putri. Mereka duduk sebentar sebelum melanjutkan perjalanan.

Ketika sudah mendekati istananya, pangeran membalikkan sang putri lagi sehingga mereka terlihat menunggang kuda seperti biasa. Hanya sesekali tangan pangeran meremas gemas toket ranum sang putri, yang saat itu terlihat bengkak dan merah-merah penuh bekas jari-jari pangeran. Kedua toket itu menjadi super sensitif setelah diremas dan dipegang-pegang seharian. Tukang kuda yang sudah menunggu berusaha tidak menampakkan reaksi melihat sadel yang basah itu, mungkin sudah biasa. Sang putri pun dibawa masuk ke istana lewat jalan belakang, biar tidak banyak orang yang melihat ketelanjangannya.

Kehadiran Putri Maya mengundang perhatian, terutama karena Pangeran Bram seakan tak jemu-jemunya berada di dekat sang putri. Beberapa orang terdekat Pangeran bahkan mengetahui betapa seringnya sang pangeran mengunjungi kamar sang putri di tengah malam. Karena gosip yang simpang siur ini, Raja pun menjadi gundah. Suatu hari dipanggilnya Pangeran Bram, dan Raja menitahkan agar sang pangeran mencari permaisuri. Pangeran yang sedang dilanda asmara menyatakan bahwa ia memilih Putri Maya. Sebulan kemudian mereka menikah dengan pesta yang amat meriah.

Wednesday, March 4, 2020

Gadis Sampul

2:33:00 PM
Gadis Sampul | Cerita Sex xxx ngentot dengan cewek bispak gadis sampul. Siang itu panas sekali ketika aku melangkah keluar dari kampus menuju ke mobilku di tempat parkir. Segera kupacu pulang mobilku, tapi sebelumnya mampir dulu beli es dawet di kios di pinggir jalan menuju arah rumahku. Setelah sampai rumah dan kumasukkan mobil ke garasi, segera kuganti baju dengan seragam kebesaran, yaitu kaos kutang dengan celana kolor. Kucuci tangan dan muka, kemudian kuhampiri meja makan dan mulai menyantap makan siang lalu ditutup dengan minum es dawet yang kubeli tadi, uaaaah… enak sekali… jadi terasa segar tubuh ini karena es itu.

Setelah cuci piring, kemudian aku duduk di sofa, di ruang tengah sambil nonton MTV, lama kelamaan bosan juga. Habis di rumah tidak ada siapa-siapa, adikku belum pulang, orang tua juga masih nanti sore. Pembantu tidak punya. Akhirnya aku melangkah masuk ke kamar dan kuhidupkan kipas angin, kuraih majalah hiburan yang kemarin baru kubeli. Kubolak-balik halaman demi halaman, dan akhirnya aku terhanyut.

Tiba-tiba bel pintu berbunyi, aku segera beranjak ke depan untuk membuka pintu. Sesosok makhluk cantik berambut panjang berdiri di sana. Sekilas kulihat wajahnya, sepertinya aku pernah lihat dan begitu familiar sekali, tapi siapa ya..?
“Cari siapa Mbak..?” tanyaku membuka pembicaraan.
“Ehm… bener ini Jl. Garuda no.20, Mas..?” tanya cewek itu.
“Ya bener disini, tapi Mbak siapa ya..? dan mau ketemu dengan siapa..?” tanyaku lagi.
“Maaf Mas, kenalkan… nama saya Rika. Saya dapat alamat ini dari temen saya. Mas yang namanya Adi ya..?” sambil cewek itu mengulurkan tangan untuk bersalaman.
Segera kusambut, aduuuh… halus sekali tanganya.

“Eng… iya, emangnya temen Mbak siapa ya..? kok bisa tau alamat sini..?” tanyaku.
“Anu Mas, saya dapat alamat ini dari Bimo, yang katanya temennya Mas Adi waktu SMA dulu…” jelas cewek itu.

Sekilas aku teringat kembali temanku, Bimo, yang dulu sering main kemana-mana sama aku. “Oooh… jadi Mbak Rika ini temennya Bimo, ayo silahkan masuk… maaf tadi saya interogasi dulu.”
Setelah kami berdua duduk di ruang tamu baru aku tersadar, ternyata Rika ini memang dahsyat, benar-benar cantik dan seksi. Dia saat itu memakai mini skirt dan kaos ketat warna ungu yang membuat dadanya tampak membusung indah, ditambah wangi tubuhnya dan paha mulus serta betis indahnya yang putih bersih menantang duduk di hadapanku. Sekilas aku taksir payudaranya berukuran 34B.

Setelah basa-basi sebentar, Rika menjelaskan maksud kedatangannya, yaitu ingin tanya-tanya tentang jurusan Public Relation di fakultas Fisipol tempat aku kuliah. Memang Rika ini adalah cewek pindahan dari kota lain yang ingin meneruskan di tempat aku kuliah. Aku sendiri di jurusan advertising, tapi temanku banyak yang di Public Relation (yang kebanyakan cewek-cewek cakep dan sering jadi model buat mata kuliah fotografi yang aku ambil), jadi sedikit banyak aku tahu.

Kami pun cepat akrab dan hingga terasa tidak ada lagi batas di antara kami berdua, aku pun sudah tidak duduk lagi di hadapannya tapi sudah pindah di sebelah Rika. Sambil bercanda aku mencuri-curi pandang ke wajah cantiknya, paha mulusnya, betis indahnya, dan tidak ketinggalan dadanya yang membusung indah yang sesekali terlihat dari belahan kaos ketatnya yang berleher rendah. Terus terang saja si kecil di balik celanaku mulai bangun menggeliat, ditambah wangi tubuhnya yang membuat terangsang birahiku.
Aku mengajak Rika untuk pindah ke ruang tengah sambil nonton TV untuk meneruskan mengobrol. Rika pun tidak menolak dan mengikutiku masuk setelah aku mengunci pintu depan. Sambil ngemil hidangan kecil dan minuman yang kubuat, kami melanjutkan ngobrol-ngobrol. Sesekali Rika mencubit lengan atau pahaku sambil ketawa-ketiwi ketika aku mulai melancarkan guyonan-guyonan. Tidak lama, adik kecilku di balik celana tambah tegar berdiri. Aku kemudian usul ke Rika untuk nonton VCD saja. Setelah Rika setuju, aku masukkan film koleksiku ke dalam player. Filmnya tentang drama percintaan yang ada beberapa adegan-adegan ranjang. Kami berdua pun asyik nonton hingga akhirnya sampai ke bagian adegan ranjang, aku lirik Rika matanya tidak berkedip melihat adegan itu.

Kuberanikan diri untuk merangkul bahu Rika, ternyata dia diam saja tidak berusaha menghindar. Ketika adegan di TV mulai tampak semakin hot, Rika mulai gelisah, sesekali kedua paha mulusnya digerak-gerakkan buka tutup. Wah, gila juga nih cewek, seakan-akan dia mengundang aku untuk menggumulinya. Aku beranikan diri untuk mengelus-elus lengannya, kemudian rambutnya yang hitam dan panjang. Rika tampak menikmati, terbukti dia langsung ngelendot manja ke tubuhku.

Kesempatan itu tidak kusia-siakan, langsung kupeluk tubuh hangatnya dan kucium pipinya. Rika tidak protes, malah tangannya sekarang diletakkan di pahaku, dan aku semakin terangsang lalu kuraih dagunya. Kupandang mata bulat indahnya, sejenak kami berpandangan dan entah siapa yang memulai tiba-tiba, kami sudah berpagutan mesra. Kulumat bibir bawahnya yang tebal nan seksi itu dan Rika membalas, tangannya yang satu memeluk leherku, sedang yang satunya yang tadinya di pahaku sekarang sudah mengelus-elus yuniorku yang sudah super tegang di balik celanaku.
Lidah kami saling bertautan dan kecupan-kecupan bibir kami menimbulkan bunyi cepak cepok, yang membuat semakin hot suasana dan seakan tidak mau kalah dengan adegan ranjang di TV. Tanganku pun tidak mau tinggal diam, segera kuelus paha mulusnya, Rika pun memberi kesempatan dengan membuka pahanya lebar-lebar, sehingga tanganku dengan leluasa mengobok-obok paha dalamnya sampai ke selangkangan. Begitu bolak-balik kuelus dari paha lalu ke betis kemudian naik lagi ke paha.

Sambil terus melumat bibirnya, tanganku sudah mulai naik ke perutnya kemudian menyusup terus ke dadanya. Kuremas dengan gemas payudaranya walau masih tertutup kaos, Rika merintih lirih. Lalu tanganku kumasukkan ke dalam kaosnya dan mulai meraba-raba mencari BH-nya. Setelah ketemu lalu aku meraih ke dalam BH dan mulai meremas-remas kembali buah dadanya, kusentuh-sentuh putingnya dan Rika mendesah. Seiring dengan itu, tangan Rika juga mengocok yuniorku yang masih tertutup celana dalam, dan mulai dengan ganas menyusup ke dalam celana dalam meraih yuniorku dan kembali mengocok dan mengelus.

Aku yang sudah mulai terbakar birahi, kemudian melepaskan kaos Rika dan BH-nya hingga sekarang nampak jelas payudaranya yang berukuran 34B semakin mengembang karena rangsangan birahi.
Langsung aku caplok buah dadanya dengan mulutku, kujilat-jilat putingnya dan Rika mendesis-desis keenakan, “Sssh… aaauuh… Mass Adiii… ehhh… ssshhh…” sambil tangannya mendekap kepalaku, meremas-remas rambutku dan membenamkannya ke payudaranya lebih dalam.
Kutarik kepalaku dan kubisikkan ke telinga Rika, “Rika sayang, kita pindah ke kamarku aja yuuk..! Aman kok nggak ada siapa-siapa di rumah ini selain kita berdua…”
Rika mengangguk, lalu segera kupeluk dan kugendong dia menuju ke kamar. Posisi gendongnya yaitu kaki Rika memeluk pinggangku, tangannya memeluk leherku dan payudaranya menekan keras di dadaku, sedangkan tanganku memegang pantatnya sehingga yuniorku sekarang sudah menempel di selangkangannya.

Sepanjang perjalanan menuju kamar, kami terus saling berciuman. Sesampainya di kamar, kurebahkan tubuhnya di tempat tidur, Rika tidak mau melepaskan pelukan kakinya di pinggangku malahan sekarang mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya.
“Sayang… sabar dong.., lepas dulu dong rok sama celana kamu…” kataku.
“Oke Mas… tapi Mas juga harus lepas baju sama celana Mas, biar adil..!” rajuk Rika.
Setelah kulepas baju dan celanaku hingga telanjang bulat dan yuniorku sudah mengacung keras tegak ke atas, Rika yang juga sudah telanjang bulat kembali merebahkan diri sambil mengangkangkan pahanya lebar-lebar, hingga kelihatan bibir vaginanya yang merah jambu itu.

Aku pun segera menindihnya, tapi tidak buru-buru memasukkan yuniorku ke vaginanya, kembali aku kecup bibirnya dan kucaplok dan jilat-jilat payudara serta putingnya. Jilatanku turun ke perut terus ke paha mulusnya kemudian ke betis indahnya naik lagi ke paha dalamnya hingga sampai ke selangkangannya.

“Auuww… Mas Adiiii… ehhmm… shhh… enaaaakkk Masss…” ceracau Rika sambil kepalanya menggeleng-geleng tidak karuan dan tangannya mencengkeram sprei ketika aku mulai menjilati bibir vaginanya, terus ke dalam memeknya dan di klitorisnya.
Dengan penuh nafsu, terus kujilati hingga akhirnya tubuh Rika menegang, pahanya mengempit kepalaku, tangannya menjambak rambutku dan Rika berteriak tertahan. Ternyata dia telah mencapai orgasme pertamanya, dan terus kujilati cairan yang keluar dari lubang kenikmatannya sampai habis.

Aku bangun dan melihat Rika yang masih tampak terengah-engah dan memejamkan mata menghayati orgasmenya barusan. Kukecup bibirnya, dan Rika membalas, lalu aku menarik tangannya untuk mengocok penisku. Aku rebahkan tubuhku dan Rika pun mengerti kemauanku, lalu dia bangkit menuju ke selangkanganku dan mulai mengemut penisku.
“Oooh… Rik… kamu pinter banget sih Rik…” aku memuji permainannya.
Kira-kira setengah jam Rika mengemut penisku. Mulutnya dan lidahnya seakan-akan memijat-mijat batang penisku, bibirnya yang seksi kelihatan semakin seksi melumati batang dan kepala penisku. Dihisapnya kuat-kuat ketika Rika menarik kepalanya sepanjang batang penis menuju kepala penisku membuatku semakin merem-melek keenakan.
Setelah bosan, aku kemudian menarik tubuh Rika dan merebahkannya kembali ke tempat tidur, lalu kuambil posisi untuk menindihnya. Rika membuka lebar-lebar selangkangannya, kugesek-gesekkan dulu penisku di bibir vaginanya, lalu segera kumasukkan penisku ke dalam lubang senggamanya.
“Aduuh Mas… sakiiit… pelan-pelan aja doong… ahhh…” aku pun memperlambat masuknya penisku, sambil terus sedikit-sedikit mendorongnya masuk diimbangi dengan gerakan pinggul Rika.
Terlihat sudut mata Rika basah oleh air matanya akibat menahan sakit. Sampai akhirnya, “Bleeesss…” masuklah semua batang penisku ke dalam liang senggama Rika.
“Rika sayang, punya kamu sempit banget sih..? Tapi enak lho..!” Rika cuma tersenyum manja.
“Mas juga, punya Mas besar gitu maunya cari yang sempit-sempit, sakit kaan..!” rajuk Rika.

Aku ketawa dan mengecup bibirnya sambil mengusap air matanya di sudut mata Rika sambil merasakan enaknya himpitan kemaluan Rika yang sempit ini. Setelah beberapa saat, aku mulai menggerakkan penisku maju mundur dengan pelan-pelan.
“Aaah… uuuhhh… oooww… shhh… ehhmmm…” desah Rika sambil tangannya memeluk erat bahuku.
“Masih sakit Sayaaang..?” tanyaku.
“Nggak Mas… sedikiiitt… auuoohhh… shhh… enn.. ennnaakk.. Mas… aahh…” jawab Rika.
Mendengar itu, aku pun mempercepat gerakanku, Rika mengimbangi dengan goyangan pinggulnya yang dahsyat memutar ke kiri dan ke kanan, depan belakang, atas bawah. Aku hanya bisa merem melek sambil terus memompa, merasakan enaknya goyangan Rika. Tidak lama setelah itu, kurasakan denyutan teratur di dinding vagina Rika, kupercepat goyanganku dan kubenamkan dalam-dalam penisku.

Tanganku terus meremas-remas payudaranya. Dan tubuh Rika kembali menegang, “Aaah… Masss Adiiii… teruuus Maass… jangan berentiii… oooh… Maasss… aaahhh… akuuuu mauuu keluaaar… aaawww…”
Dan, “Cret… cret… crettt…” kurasakan cairan hangat menyemprot dari dalam liang senggama Rika membasahi penisku.
Kaki Rika pun memeluk pinggangku dan menarik pinggulku supaya lebih dalam masuknya penisku ke dalam lubang kenikmatannya. Ketika denyutan-denyutan di dinding vagina Rika masih terasa dan tubuh Rika menghentak-hentak, aku merasa aku juga sudah mau keluar.
Kupercepat gerakanku dan, “Aaah… Rikaaa… aku mau keluar Sayaaang…” belum sempat aku menarik penisku karena kaki Rika masih memeluk erat pinggangku, dan, “Crooot… crooot… crooott…” aku keluar di dalam kemaluan Rika.
“Aduuhhh enakkknyaaa…”
Dan aku pun lemas menindih tubuh Rika yang masih terus memelukku dan menggoyang-goyangkan pinggulnya.
Aku pun bangkit, sedangkan penisku masih di dalam liang senggama Rika dan kukecup lagi bibirnya.
Tiba-tiba, “Greeekkk…” aku dikejutkan oleh suara pintu garasi yang dibuka dan suara motor adikku yang baru pulang.

Aku pun cepat-cepat bangun dan tersadar. Kulihat sekeliling tempat tidurku, lho… kok… Rika hilang, kemana tuh cewek..? Kuraba penisku, lho kok aku masih pake celana dan basah lagi. Kucium baunya, bau khas air mani. Kulihat di pinggir tempat tidur masih terbuka majalah hiburan khusus pria yang kubaca tadi. Di halaman 68, di rubrik wajah, kulihat wajah seorang cewek cantik yang tidak asing lagi yang baru saja kutiduri barusan, yaitu wajah Rika yang menggunakan swimsuit di pinggir kolam renang.

Yaaa ampuun… baru aku sadar, pengalaman yang mengenakkan tadi bersama Rika itu ternyata cuma mimpi toh. Dan Rika yang kutiduri dalam mimpiku barusan adalah cover girl cantik dan seksi majalah yang kubaca sebelum aku tertidur tadi, yang di majalah dia mengenakan swimsuit merah. Aku pun segera beranjak ke kamar mandi membersihkan diri. Di dalam kamar mandi aku ketawa sendiri dalam hati mengingat-ingat mimpi enak barusan. Gara-gara menghayal yang tidak-tidak, jadinya mimpi basah deeh.

Saturday, September 15, 2018

Atun Si Pembantu Yang Ganjen

9:25:00 AM
Atun Si Pembantu Yang Ganjen

Atun Si Pembantu Yang Ganjen pada kesempatan ini kami ingin mencoba memberikan kepada anda sebuah cerita seks terbaru, mungkin saja ada diantara anda yang suka membaca mengenai cerita yang berbau porno. Untuk itu kami ingin memberikan sedikit cerita ini, langsung saja kalau begitu anda lihat Cerita Seks Pacarku Seorang Pelacur yang akan kami berikan dibawah ini.

Sepeninggal Lastri, kami mendapat seorang pembantu baru dari sebuah yayasan penyalur tenaga kerja yaitu seorang wanita berumur 23 tahun bernama Atun. Atun berambut lurus sebahu, berperawakan sedang , berkulit sawo matang dengan wajah yang manis, tinggi sekitar 160 cm , badan ramping dengan berat badan sekitar 50 kg, dengan tetek yang besarnya sedang saja. Yang agak istimewa dari penampilan Atun adalah matanya yang bagus dengan lirikan-lirikan yang kelihatannya sedikit nakal.

Hari pertama kedatangannya , saat memperkenalkan diri , ia tampak tidak banyak bicara, hanya saya melihat bahwa matanya sering melirik dan memperhatikan celana saya terutama pada bagian kemaluan. Saya berpikir, ” akh, nakal juga nih… “. Ternyata Atun ini baru menikah dua bulan lalu dan karena desakan kebutuhan ekonomi saat ini sedang terpisah dari sang suami yang bekerja menjadi TKI di Timur Tengah.

Setelah beberapa hari bekerja pada kami, ternyata Atun cukup rajin dan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat. Memasuki minggu kedua, saya mendapat gilirin kerja shift dari kantor, yaitu shift ke 2, sehingga saya harus mulai bekerja mulai dari jam 15:00 sampai dengan jam 23:00. Jadi bila pulang telah larut malam, biasanya isteri saya sudah tidur dan bila ia tidur, ia mempunyai kebiasaan tidur yang sangat lelap dan sangat susah sekali untuk dibangunkan ; dan bila saya terbangun pada pagi hari, isteri sudah berangkat kerja, sehingga biasanya kami hanya berhubungan melalui telephone saja atau ia menuliskan pesan dan menempelkannya di kulkas.

Suatu malam sepulang kerja, Atun seperti biasa membuka pintu dan setelah itu ia biasanya menyiapkan air panas untuk saya mandi. Sedang saya asyik mandi dan menggosok-gosok tubuh saya, saya mendengar suatu bunyi halus dibalik pintu kamar mandi, sambil berpura-pura tidak tahu saya tiba-tiba menunduk dan mencoba melihat dari celah yang ada dibawah pintu tersebut.

” hah….” , saya kaget juga, karena disitu terlihat sepasang kaki yang dalam posisi sedang men-jinjit menempel dipintu kamar mandi. Wah, ternyata saya sedang diintip , oleh siapa lagi kalau bukan Atun. Saya tetap pura-pura tidak tahu saja dan mulai memasang aksi ; saya mulai menggosok-gosokan sabun kebagian ****** saya, meremas-remas sehingga ****** saya pun mulai bangun dan menjadi keras, sambil terus meng-kocok-kocok ****** saya, saya juga berusaha untuk berkonsentrasi mendengar suara dibelakang pintu itu. Dari situ terdengar desahan halus yang sedikit lebih keras dari tarikan nafas.
“Naah…lo….rasain ” , kata saya dalam hati. Selesai mandi, saya langsung saja keluar dengan memakai handuk yang dililitkan kebadan bagian bawah saya, ****** saya masih dalam posisi menegang keras, jadi terlihat menonjol dari balik handuk. Saya tetap berpura-pura tidak tahu apa-apa dan berjalan kearah belakang untuk menaruh pakaian kotor.
“pep…..pak….. bapak mau emm.. makan”, sapa Atun ,
“oh… enggak Tun, sudah makan… tolong bikinkan kopi saja”, jawab saya sambil saya perhatikan wajahnya. Ternyata wajah Atun terlihat pucat dengan tangan yang agak gemetaran.
“eeh…kamu kenapa Tun,…..sakit yaa ?”, tanya saya
“ah , tidak pak….. saya cuma sedikit pusing aja”, jawab Atun
“Iyaa…Tun….saya juga sedikit pusing… apa kamu bisa mijitin kepala saya”
“beb…bis…bisa pak”, jawab Atun tergagap, sembari matanya terus menerus melirik kearah ****** saya yang menyembul. Sayapun masuk kekamar dan mengganti handuk dengan sarung tanpa memakai celana dalam lagi, dan tidak lupa memeriksa isteri saya; setelah saya perhatikan ternyata isteri saya tetap tertidur dengan pulas sekali. Sayapun duduk disofa didepan televisi sambil menunggu Atun membawa kopi, yang kemudian ditaruhnya dimeja didepan saya.
“Tun….tolong nyalakan tv-nya”
Atun berjalan kearah televisi untuk menyalakan , saat televisi telah menyala saya bisa melihat bayangan tubuh Atun dari balik dasternya. “wah….boleh juga”, terasa denyutan di ****** saya, nafsu saya mulai memuncak.
“Tun…. tolong kecilkan sedikit suaranya”, kata saya, Saat ia mengecilkan suara televisi itu, Atun sedikit membungkuk untuk menjangkau tombol tv tersebut, langsung tubuhnya terbayang dengan jelas sekali , Atun ternyata tidak memakai BH dan puting teteknya terbayang menonjol bagaikan tombol yang minta diputar.
“lagi sedikit Tun….” kata saya mencari alasan untuk dapat melihat lebih jelas. Aduh , denyutan di ****** saya pun makin keras saja.
“Ayo ..Tun..pijitin kepala saya” kata saya sambil bersandar pada sofa. Dengan agak ragu, Atun mulai memegang kepala saya dan mulai memijat-mijat kepala saya dengan lembut.
“nah..gitu….baru enak, kata saya lagi, “tapi film-nya kok jelek banget yaa…”
“iya..pak…film-nya film tua..” katanya.
“kamu mau lihat film baru”, kata saya sambil langsung berdiri dan menuju kearah lemari televisi untuk mengambil sebuah laser disk dan langsung saja memasangnya, film itu dibintangi oleh Kay Parker, sebuah film jenis hardcore yang sungguh hot. Atun kembali memijat kepala saya sambil menanti adegan film tersebut.

Saat adegan pertama dimana Kay Parker mulai melakukan french kiss dan meraba ****** lawan mainnya , tangan Atun mengejang dikepala saya, terdengar ia menarik nafas panjang dan pijatan tangannya bertambah keras. Saya mengangkat kepala dan melihat keatas kearah Atun; terlihat matanya terpaku pada adegan di layar, biji matanya kelihatan seperti tertutup kabut tipis, ia benar-benar berkonsentrasi melihat adegan demi adegan yang diperankan oleh Kay Parker. Sekitar seperempat jam kemudian, terasa pijatan dikepala saya berkurang, karena hanya satu tangannya saja yang dipakai untuk memijat sedangkan setelah saya tengok kebelakang ternyata tangannya yang satu lagi terjepit diantara selangkangannya dengan gerakan menggosok-gosok. Desahan nafasnya menjadi keras buru memburu. Atun terlihat bagai orang sedang mengalami trance dan tidak sadar akan perbuatannya.

Saya langsung saja berdiri dan menuju kebelakangnya; sarung saya jatuhkan kelantai dan dalam keadaan telanjang saya tekan ****** saya ke arah belahan pantatnya sedangkan mulut saya mulai menjalar ke leher Atun, menjilat-jilat sambil menggigit pelahan-lahan. Kedua tangan saya bergerak kearah teteknya yang menantang dan meremas-remas sambil sesekali memuntir-muntir putingnya yang cukup panjang. Atun tetap seperti orang yang tidak sadar, matanya hanya terpaku kelayar kaca melihat bagaimana Kay Parker menjepit pinggang lawan mainnya sambil mengayunkan pinggulnya ke kanan kekiri. Dengan cepat saya membuka dasternya sampai terlepas; Atun diam saja juga saat saya memelorotkan celana dalamnya. Sambil tetap memeluknya dari belakang, saya menggeser kakinya agar selangkangannya lebih terbuka sehingga saya bisa mengarahkan ****** saya ke lubang memeknya. Saat kepala ****** saya mulai memasuki memeknya yang sudah basah, Atun sedikit tersentak, tapi saya terus menyodok kedalam sehingga ****** saya terbenam seluruhnya.

“aaaaaaaakh…..pak” , desah Atun lirih, “ennnaaaak….paaaaak”
Saya tetap menekan dan kemudian mulai menarik ****** saya. Waah…. memek Atun bagaikan menjepit ****** saya dan seperti tidak mau melepaskan ****** saya. Memek Atun ternyata sempit sekali dan ****** saya terasa bagaikan dihisap-hisap dan diremas-remas dengan denyutan-denyutan yang sungguh nikmat sekali. Saya menarik dan menekan dengan kuat secara berulang-ulang sehingga biji saya terdengar beradu dengan pantat Atun yang mulus, plak….plak….plak….. saya tetap memeluknya dari belakang dengan tangan kiri yang tetap berada di tetek sedangkan jari tangan kanan saya berada di dalam mulut Atun.

Mulut Atun menghisap-hisap jari saya bagaikan anak bayi yang telah kelaparan mendapatkan susu ibunya , matanya terpejam bagai orang sedang bermimpi. Badannya separuh , dari pinggang keatas condong kedepan, membungkuk pada sandaran sofa, sedangkan pinggangnya berusaha untuk mengimbangi gerakan maju mundur yang saya lakukan. Bila saya menekan ****** saya untuk membenamkannya lebih dalam kelubang memeknya, Atun segera mendorong pantatnya kebelakang untuk menyambut gerakan saya dan kemudian secara cepat mengayunkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan bergantian. Aah ….. Atun, ternyata luar biasa enaknya memek kamu. Saya benar-benar menikmati tubuh dan memek Atun. Kami melakukan gerakan-gerakan seperti ini selama beberapa waktu, sampai suatu saat badan Atun mengejang , kedua kaki nya juga mengejang serta terangkat kebelakang . Memeknya meremas dan menghisap-hisap ****** saya dengan keras dan berusaha untuk menelan ****** saya seluruhnya.

“aaaaaaaaaaaaahhhhh …..” desah Atun panjang Akhirnya saya juga tidak tahan lagi, saya peluk badannya dan saya tekan ****** saya kuat-kuat kedalam memek Atun. Saya pun melepaskan cairan mani saya kedalam lubang memek Atun yang begitu hangat dan menghisap.
“hhhhheeeeeeeeeh” creeet…….creettt…..creet tttt Kami berdua langsung lunglai dan tertekuk kearah sandaran sofa dengan posisi ****** saya masih ada di dalam jepitan memek Atun. Setelah kami recover, saya buru-buru memungut sarung, mematikan televisi dan berdua berjalan kearah belakang ; Atun langsung berbelok kekamarnya, tapi sebelumnya ia berkata halus, ” terima kasih yaa… pak” dan sambil tersenyum nakal ia meremas ****** saya. Saya langsung mandi lagi untuk membersihkan keringat yang mengalir begitu banyak, setelah itu ke kekamar berbaring sambil memeluk isteri saya dan tertidur lelap dengan puas. Dipagi hari saya tersentak bangun karena merasakan sepasang tangan yang mengelus-elus ****** saya, secara refleks saya melihat jam dinding dan melihat jam sudah menunjukan pukul sembilan pagi.
” looo ..” , pikir saya ” kok isteri saya tidak bekerja hari ini”
Langsung saya mengangkat kepala melihat kebawah; lho…. ternyata bukan isteri saya yang sedang mengelus-elus ****** saya tetapi Atun yang sedang menunduk untuk mencium ****** saya, yang sudah keras dan tegang.
“Tun….. ayo naik kesini”, kata saya kepadanya, sambil bangun terduduk saya menarik badannya dan mulai membuka dasternya, ternyata Atun sudah tidak memakai apa-apa dibalik dasternya. Langsung saya balikkan badannya dan mulai mencium memeknya yang wangi, sedangkan Atun langsung juga mengulum ****** saya dimulutnya yang kecil; waah Atun langsung cepat belajar dari tontonan film tadi malam rupanya.

Saya mulai menjilat-jilat memeknya dan sesekali mengulum serta mempermainkan klentitnya dengan lidah saya, Atun tergelinjang dengan keras dan terdengar desahannya, “hheeeh….heeeehhh” Dari lubang memeknya mengalir cairan hangat dan langsung saja saya jilat ….. mmmh…enaknya… Setelah itu saya tarik Atun untuk jongkok di atas badan saya, sedangkan saya tetap terlentang dan Atun mulai menurunkan badannya dengan lubang memeknya yang sempit itu tepat kearah batang ****** saya yang sudah sangat tegang sekali.

“hhhheeehhhh”….cleeeep, batang ****** saya masuk langsung kedalam lubang memeknya dan terbenam sampai keujung biji saya, “oooohh enak bener Tun….memek kamu” kata saya, Atun sudah tidak menjawab lagi, dia menaikkan pantatnya dan kemudian dengan cepat menurunkannya dan memutar-mutar pinggulnya dengan cepat sekali berkali-kali, sambil terpejam dia mendesah-desah panjang terus menerus karena keenakkan….. Batang ****** saya terasa mau putus karena enaknya memek Atun, benar-benar nikmat sekali permainan dipagi hari ini; Sesekali saya duduk untuk memeluknya dan terus meremas-remas teteknya yang keras. “ooooh …. Atun….ennaaaak” Atun kemudian berhenti sebentar dan memutarkan badannya sehingga pantatnya menghadap wajah saya, sambil terus menaik-turunkan pantatnya, memeknya tetap menjepit batang ****** saya dengan jepitan yang keras dan berdenyut-denyut…..Akh , akhirnya saya tidak tahan lagi, sambil memeluk pinggangnya saya berusaha menekan batang ****** saya sedalam-dalamnya dilubang memek Atun , badan Atun pun mengejang dan bersama-sama kita mencapai orgasme. Pagi hari itu saya dan Atun bermain sampai jam 13:00 siang, berkali-kali dan berbagai-bagai gaya dengan tidak bosan-bosannya.

Sejak pagi itu, saya selalu dibangunkan oleh isapan lembut dari mulut mungil Atun, kecuali bila hari libur dimana isteri saya berada di rumah.