1cerita

1cerita1masalah.blogspot.com adalah website penyedia cerita hiburan fantasy tentang SEX

Saturday, March 7, 2020

Lisa..Sang Mahasiswi Model

1:46:00 PM
Lisa..Sang Mahasiswi Model | Lisa baru saja selesai mandi pagi, tubuhnya kini terasa segar. Senin pagi ini ia harus menemui pak benny ketua jurusan fakultas hukum di kampusnya. Dia berusaha memakai pakaian serapih mungkin, diluar kebiasaanya setiap ke kampus yg selalu memakai pakaian casual. Lisa sudah menduga cepat atau lambat ia akan dipanggil oleh pihak kampus berkaitan dengan gambar gambarnya yg dimuat di sebuah majalah khusus pria.

biaya kuliah saat ini sangat mahal, apalagi usaha orang tuanya agak tersendat sehingga otomatis aliran uang pun tersendat. Beruntung seorang kawan menawarinya pekerjaan menjadi model di sebuah majalah khusus pria dewasa, syaratnya tentu saja harus berani tampil hot.
Lisa menerima tawaran itu dan gambarnya pun kerap menghiasi majalah pria dewasa, uang yg diterima nya pun cukup lumayan. Namun meski begitu, tetap saja penghasilannya belum cukup memenuhi seluruh kebutuhan hidup dan kuliahnya , oleh karena itu di waktu luang ia juga menjadi "escort".

Lisa bercermin untuk terakhir kalinya, mengagumi tubuhnya sendiri, rambut panjang , body ideal dan buah dada yg membanggakan. Lisa tak pernah memakai make up berlebih , ia mempunyai kecantikan alami , kecantikan yg banyak membuat mata para lelaki terbelalak. hari ini lisa sengaja memakairok hitam diatas lutut dan blouse putih yg ketat mencetak buah dadanya.
DIa tiba di ruang ketua jurusan sedikit terlambat akibat macet. Lisa mengetuk pintu dan masuk , ia sedikit terkejut karena selain pak benny , disana ada pak lukas pembantu rektor, dan pak aris dosen di fak hukum.
di meja kerja pak benny tergeletak majalah dewasa yg memuat gambar gambar panas lisa yg semi nude.

Lisa sedikit panik, karena ia tak menyangka harus bertemu tiga orang itu, tadinya ia akan sedikit "merayu" ketua jurusan seandainya ia akan kena sanksi ..tapi sekarang..?
"silakan duduk " kata pak benny
"pagi pak..." jawab lisa dan duduk

"lisa...kamu dipanggil kemari sehubungan dengan gambar kamu yg dimuat di majalah ini , kamu tahu ini bisa mencoreng nama baik kampus ini.." kata pak benny.
"tapi pak...gambar ini punya estetika seninya , bukan gambar tabloid murahan..apalagi majalah ini punya reputasi yang bagus..." lisa membela diri

"meski begitu bukan berarti kamu bisa bebas seperti ini , ingat reputasi terhormat kampus kita, apalagi dimana kamu kuliah tertulis jelas disitu." kata pak lukas

lisa menyadari bahwa percuma ia berdebat , ia pasti kalah. namun ia tetap mencari cara bagaimana ia bisa keluar dari masalah ini. Lisa berusaha menarik simpati mereka.
"maaf pak...sekarang ekonomi keluarga saya sedang bermasalah, sementara kebutuhan saya banyak terutama untuk membayar uang kuliah pak..." kata lisa sedikit memelas.

"tapi kan kamu bisa bilang...atau setidaknya mengajukan permohonan beasiswa..." kata pak aris
"maaf lisa, namun demi nama baik kampus kita ..kamu bisa saja kami keluarkan " kata pak benny kemudian.

Lisa sedikit panik , ia sudah setngah jalan di fakultas hukum, ia tak mau jika harus berhenti di tengah jalan, dan menyia nyiakan tahun tahunnya.
"aduh...pak...tolong..saya mohon kebijaksanaannya......saya siap melakukan apa saja pak..." kata lisa

ruangan itu mendadak sunyi. Lisa kemudian menyesali ucapannya , ia bisa merasakan ketiga mata lelaki itu memandanginya dengan penuh minat, keringat dingin keluar dari dahi lisa.

"kita bisa mempertimbangkannya kembali kok lisa..tapi tentu saja sesuai kata kata kamu...kamu harus melakukan sesuatu"
"maksud bapak...?" lisa mulai meduga apa yg ada di balik otak dosennya itu
"kamu terlihat sangat berbakat di majalah ini..sekarang....seberapa jauh kamu bisa memanfaatkan "bakat" kamu itu untuk menolong kuliah kamu...." kata pak benny sambil tersenyum nakal

Lisa mengerti maksud perkataan itu , ia memang tak punya banyak pilihan , namun ia juga sedikit enggan harus melayani ketiga dosen bejadnya ini.

"saya mengerti pak..tapi saya juga punya syarat..semuanya hanya dilakukan hari ini , di tempat ini dan tidak berlanjut ke hari atau waktu lain.." kata lisa
ketiga orang itu terlihat ragu , mereka saling memandang. Lisa tahu ia harus memanfaatkan keraguan mereka. Lisa pun berpindah tempat duduk ke sofa, disana ia sengaja memamerkan pahanya yg mulus, membuat ketiga pria ia itu menelan ludah.

"bagaimana pak setuju.....?" kata lisa sambil membuka dua kancing blousenya dan menyibakan rambutnya ke belakang.

Pak benny org pertama yg menghampiri lisa, celananya terlihat menggembung. Pak benny kemudian berlutut diantara kaki lisa. Lisa menyambutnya dengan melebarkan kakinya , ia membiarkan tangan pak benny menyusuri kaki dan pahanya sampai ke pangkal paha.
Pak lukas menyusul mendekati lisa, dengan sedikit kasar ia meremas buah dada lisa dan mencubit putingnya. sementara pak benny melepaskan rok mini dan Cd lisa, ia terpana melihat keindahan vagina lisa yg tertutup sedikit rambut halus. Pak benny mendorong lisa agar berbaring di sofa untuk kemudian ia menjilati vagina lisa penuh nafsu dengan jilatan yang hangat dan basah

"kamu cantik sekali lisa...." kata pak lukas sambil melepas blouse lisa dan branya
"dan ingat kamu harus melakukan apa saja hari ini sesuai perintah kami.." kata pak lukas kemudian
Lisa kembali berkeringat dingin , kata kata pak lukas membuatnya berpikir , apakah ada yg lebih buruk dripada harus melayani nafsu bejad ketiga dosennya ini..?
"tapi...aahh.." lisa tak dapat melanjutkan kata katanya, ketika pak lukas menyedot buah dadanay dengan kasar, sementara buah dada satunya jadi mainan pak aris.

serangan bersamaan pada tubuhnya menimbulkan efek yg luar biasa bagi lisa, ini pertama kalinya ia harus melayani tiga pria sekaligus. lisa merasakan ada sesuatu dalam tubuhnya yg siap meledak.
sementara bagai kelaparan pak benny masih menjilati vagina lisa , tak lama kemudian lisa merasakan sesuatu yg hangat dan basah mengalir diantara kakinya, dan tubuhnya seolah kehilangan tenaga

rasa geli dan nikmat muncul ketika pak lukas menjilati seluruh tubuh lisa, dari leher sampai perut, tangannya tak lepas dari buah dada lisa. Lisa mencoba menikmati dan meresapi semua rangsangan yg ia dapatkan dari tiga org ini.
perlahan tapi pasti jilatan jilatan pak benny membuat lisa mencapai kembali orgasme,

"aahh..ahhhh...pak...aauhhhh...." rintih lisa tubuhnya kembali melemas

belum sempat lisa mengumpulkan tenaga, tiba tiba pak benny bekata
"yahh..belum apa apa udah lemes.....sekarang kan baru kita mau mulai..."

lisa terkejut melihat penis pak benny saat ia melepas celananya. besar dan panjang menegang, ia khawatir tak snggup menghadapinya, ia menggeleng dan sedikit protes..

"nanti dulu pak...bentar..saya masih lemas......bentar lagi..."
'hehehe..ingat perjanjiannya kan.....? apalgi kamu bilang harus hari ini dan saat ini juga..hehehe...siap atau enggak ya harus mau... hehehe.." kata pak benny tak mempedulikan perotes lisa, lalu memasukan penisnya ke vagina lisa, setiap inchi penis pak benny masuk sebuah kesakitan dirasakan lisa, yg walau bukan virgin namun vaginanya masih sempit.

Lisa mengerang saat kepala penis menerobos masuk, namun ia sedikit tertolong oleh cairan yg keluar akibat rangsangan sebelumnya. Setelah beberapa lama . penis pak benny terlihat terbenam di dalam vagina lisa, ia menggeram puas, ia kemudian mengatur posisi untuk siap menggenjot tubuh lisa
Lisa menangis kesakitan saat gigi pak aris menggigit buah dadanya sampai lecet, namun belum juga penderitaannya berakhir pak lukas ikut ikutan menggigit buah dada lisa yg satunya, hingga kedua buah dadanya menjadi lecet

"awww..sakit...jangan..kasar kasar..pak...tolong....." ucap lisa kesakitan

mereka berdua malah menjilati dan menyedot buah dada lisa tepat dilkukanya, membuat lisa menangis kesakitan.
menahan sakit lisa menggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, ia menyesali perkataanya tadi . ia tak sengaja bicara seperti itu, bahwa ia siap melakukan apa saja. sedikit kesadaran membuatnya ia tiba tiba berontak.

Dengan penis yg masih menancap di vagina lisa, benny berkata

'eeitt..mo kemana sayang....ingat kamu berjanji memberikan bakat kamu ke kita bertiga hehehehe..."
lisa lemas tak berdaya, ia hanya bisa pasrah sekarang, ia tak menyangka akan menjadi begini.
Penderitaan lisa makin bertambah saat tiba tiba pak benny mempercepat genjotannya, vagina lisa terasa sangat sakit harus menerima beban di luar kapasitasnya.
menit demi menit berlalu , menit menit penuh kesakitan bagi lisa.

diantara rasa sakit lisa merasakan cairan hangat mengalir diantara kakinya, sebentar lagi akan mencapai orgasme, pak lukas dan pak aris sudah melepaskan mulutnya dari buah dada lisa, namun mereka masih tetap meremas remas buah dada lisa yg terlihat sudah memar dan lecet.
tiba tiba, pak benny mencabut penisnya dari vagina lisa, sambil tiba tiba membalikan tubuh lisa.
tanpa basa basi lagi ia menusukan penisnya ke anus lisa.
lisa tak sempat menjerit karena, mulutnya telah disumpal oleh penis pak lukas

dengan menahan sakit ia juga harus mengocok penis pak lukas dengan mulutnya, akhirnya karena tak tahan kesakitan lisa akhirnya tak sadarkan diri.
entah berapa lama lisa pingsan namun ketika sadarkan diri , rasa sakit itu belum hilang , bahkan penis pak aris kini sedang menancap di vaginanya, di buah dadanya terasa cairan putih kental juga di mulutnya.
"hehehe.....sudah bangun sayang......tenang sebntar lagi bapak selesai kok.." kata pak aris.

lisa agak sedikit lega sampai tiba tiba pak lukas berkata,

"setelah ini kamu harus melayani kita bertiga sekaligus.....kalo sampe pingsan...kita akan panggil engkus satpam kampus untuk menikmati tubuh kamu juga ..hahahahah..."

lisa terdiam lemas , lelah tak berdaya berharap hari ini cepat berlalu.

Sleeping Bitchy (Putri yg tertidur)

1:17:00 PM
Sleeping Bitchy (Putri yg tertidur) | Pada jaman dahulu, adalah sebuah kerajaan nun jauh di kaki sebuah gunung. Tanahnya subur, rakyatnya hidup makmur dan berkecukupan. Raja muda yang memerintah kala itu amat dicintai rakyat. Istananya besar dan megah, dikelilingi kebun yang luas sampai ke tepi hutan. Raja membuat sebuah kolam di tengah kebun, khusus untuk permaisuri yang dicintainya.

Namun ada satu hal yang merisaukan hati sang Raja. Sekian tahun sudah ia mengambil permaisuri, mereka belum juga dikaruniai keturunan. Berbagai cara sudah dicoba, dan mereka hampir putus asa. Padahal Raja ini nafsunya besar sekali. Selain satu permaisuri, raja mempunyai 12 gundik untuk melayaninya, setiap saat dia butuh pelampiasan. Anehnya, tak satupun dari wanita-wanita ini berhasil dihamili. Lalu seorang nenek sihir memberi ramuan spesial buat Raja, dan melarangnya menemui gundiknya selama beberapa minggu.
Akhirnya, Raja selalu melampiaskan nafsunya dengan si permaisuri, hampir tiap malam terdengar beberapa kali rintihan permaisuri, dan erangan nikmat sang Raja, dan sembilan bulan kemudian lahirlah seorang putri yang sangat cantik. Rambutnya ikal, matanya besar, kulitnya putih mulus, dengan pipi sehat berwarna pink dan bibir yang merah merekah. Raja dan ratu mengadakan pesta besar untuk memberi nama putri mereka ini, dan mereka mengundang semua peri dan jin yang ada di hutan dan gunung untuk memberkatinya.

Pesta berjalan meriah. Orang-orang bijak memberi nama Maya, pada putri cilik ini. Semua rakyat diundang, dan ketika orang-orang sedang menikmati makanan dan tarian, tiba-tiba ada keributan di pintu gerbang. Ternyata Raja dan ratu lupa mengundang nenek yang membantu permaisuri supaya bisa hamil. Dan si nenek sihir berusaha masuk dengan paksa, dihadang prajurit istana. Raja dan ratu mohon maaf kepada si nenek, dan berkata bila dia itu mau, akan diberikan tempat duduk terhormat di meja makan, dengan makanan di piring emas dan minum dari gelas kristal. Namun si dukun sudah keburu sakit hati. Dan karena dia pikir dia yang terakhir datang, dikutuklah si bayi itu.
"Terkutuklah Putri Maya! Di usianya yang ke-17 ia akan tertusuk jarum, dan dia akan MATI!" Teriak si nenek menggelegar. Kemudian dia menghilang begitu saja, raib tanpa bekas.
Raja dan ratu dan semua orang di pesta itu tertegun, dan pesta meriah berubah menjadi duka cita. Ratu menangis dan semua orang bersedih.
Tapi tiba-tiba seorang peri berkata", Jangan sedih, aku masih keturunan orang berilmu, meskipun aku tak mampu menghapus kutukan nenek sihir, aku bisa memperkuat sang putri hingga ia tak akan mati".

Semua orang pun melihatnya dengan penuh harap.
"Dan kuramalkan, akan datang pangeran yang sungguh perkasa untuk menyelamatkan sang putri, hanya pangeran inilah yang tahu caranya".
Orang-orang mendesah lega, dan pesta pun berlanjut dengan gembira. Raja memerintahkan agar semua jarum di kerajaan itu dimusnahkan.
Mendekati usianya yang ke-17, Putri Maya bertambah cantik, ia pun sangat pandai dan selalu ingin tahu. Pada suatu hari ia berjalan-jalan di kebun bunga istana, dan ia melihat seorang nenek duduk di dekat kolam, memegang sesuatu di tangannya.
"Selamat siang, Nek", katanya sopan.

"Boleh kutahu apa yang nenek pegang itu? Aku tak pernah melihatnya".
"Oh, tentu Tuan Putri", kata si nenek.
"Duduklah disampingku. Ini adalah jarum untuk merajut, lihat, dua helai benang bisa menghasilkan kain yang indah".
"Indah sekali hasil rajutan Nenek!", sang putri mengagumi syal yang sedang dibuat nenek itu.
"Warnanya lembut dan rasanya halus sekali".
Sejak raja memusnahkan semua jarum, kerajaan itu tak mampu membuat kain. Rakyat dan penghuni istana memakai baju yang nyaris compang camping.
"Maukah kau mencoba membuat?" si nenek menawarkan.
"Oh, tentu, Nek, kalau nenek tidak keberatan".

Dan tentu saja nenek itu adalah jelmaan penyihir yang mengutuk Putri Maya dulu. Begitu jari sang putri menyentuh jarum, jarinya tertusuk dan sang putri jatuh tak sadarkan diri. Nenek sihir itu tertawa girang, dikiranya Putri Maya sudah mati seperti kutukannya. Ia pun tersenyum puas dan menghilang ke dalam hutan. Raja dan ratu sungguh bersedih hati, kutukan telah menjadi kenyataan. Mereka membaringkan Putri Maya yang tak sadarkan diri itu. Orang pintar dan pangeran-pangeran diundang untuk mencoba mengobati sang putri, namun tak satupun berhasil.
Beberapa waktu kemudian, adalah wabah penyakit melanda kerajaan, dan sungguh menyedihkan. seluruh rakyat dan orang-orang istana, termasuk raja dan ratu, meninggal satu demi satu. Putri Maya kini sendirian. Peri yang baik hati menyesal karena tidak bisa melindungi orang-orang di dekat sang putri. Sebagai tanda penyesalannya ia menyihir hutan di sekeliling istana menjadi semak belukar berduri, dan hanya sang pangeran perkasa yang nantinya bisa menerobos hutan itu.

Putri Maya terbaring di kamar di menara. Gaun tidurnya indah berenda dan berpita. Supaya tidurnya nyaman, putri dipakaikan gaun tidur dari bahan yang paling halus. Gaun itu mengikuti lekuk-lekuk tubuh sang putri, menonjolkan bukit dadanya yang menantang, perutnya yang rata, pinggulnya yang membulat seksi dan kakinya yang panjang. Setiap lelaki yang melihatnya pasti terangsang untuk menyetubuhi sang putri yang seksi.
Dua ratus tahun kemudian, seorang pangeran yang gagah berani mendengar dongeng tentang si putri yang tertidur. Pangeran ini tergugah untuk mencari kebenaran cerita itu. Hutan belukar yang masih merupakan daerah kekuasaannya tak pernah dimasuki orang. Pangeran ini sangat tampan namun playboy. Sang pangeran mempunyai nafsu seks yang besar dan dalam usianya baru 25 sudah membangun istana harem dan mempunyai beberapa selir. Tapi pangeran ini sungguh berani dan selalu menang dalam pertempuran. Setelah peperangan yang kesekian, ia minta cuti dari ayahandanya, sang raja, dan mulai bertualang.

Di tepi hutan belukar, sang pangeran tertegun. Duri-duri belukar menghadang jalannya. Dengan pedangnya sang pangeran membabat pohon dan semak belukar, membuka jalan menembus hutan. Pada hari keempat, ia mulai berpikir bahwa sang putri adalah cerita belaka. Tapi begitu dilihatnya betapa jauh sudah ia di dalam hutan, ia memutuskan untuk tidak putus asa dan mencoba sedikit lagi. Sungguh ajaib, kerjanya terasa lebih mudah sekarang, pohon-pohon seakan membuka jalan untuk sang pangeran dan kudanya. Pada hari ketujuh, sampailah ia di depan gerbang tua yang tertutup lumut dan tumbuh-tumbuhan.
Sang pangeranpun segera masuk. Suasana sunyi senyap. Sinar mentari menerangi halaman istana. Tak seorangpun terlihat. Sang pangeran mulai melihat-lihat setiap ruangan di istana tua itu. Istana ini amatlah kaya, harta berlimpah di tiap ruang. Tapi semua barang dari kain sungguh rapuh dan langsung hancur begitu tersentuh. Penduduk kerajaan ini pasti tidak bisa membuat kain, gumam sang pangeran. Tak lama kemudian ia sampai di kaki sebuah tangga batu yang adalah jalan ke menara. Sesampai di puncak menara ada sebuah pintu. Itulah pintu kamar Putri Maya.

Sang pangeran terpana memandang sang putri. Meskipun sudah dua ratus tahun, sang putri tetap muda dan cantik, waku seakan tak menyentuhnya. Posisi tidur sang putri sungguh mengundang, lengan kanannya terangkat ke atas, dan paha kirinya terbuka. Pelan-pelan sang pangeran menghampiri ranjang di tengah ruangan itu. Ditepuknya pipi sang putri. Tak ada reaksi. Pangeran ingat, dalam dongeng, putri cantik yang tertidur akan bangun begitu dicium bibirnya. Pangeran mencoba mencium sang putri. Tetap tak ada reaksi. Dikulumnya bibir sang putri yang penuh dan merah itu. Lembut sekali, tapi sang putri tak terbangun, dan tak membalas ciumannya juga.
Disentuhnya gaun tidur sang putri. Seperti kain-kain di istana itu, gaun itu langsung hancur tersentuh. Entah karena tua, entah karena rapuh. Sang pangeran tersenyum puas. Nafsunya bangkit menatap kemolekan tubuh muda Putri Maya. Perlahan dielusnya paha sang putri, ditepiskannya kain rapuh yang menutupi kemaluan sang putri. Sang putri mendesah pelan dalam tidurnya. Lalu dengan cepat sang pangeran meraba dan menepis gaun tidur sang putri. Sekejap kemudian terpampanglah seluruh tubuh seksi sang putri, telanjang bulat di ranjang itu.

Tangan sang pangeran bermain di kemaluan sang putri, meraba sekelilingnya, menyentil klitorisnya, bahkan mencoba memasukkan telunjuknya ke vagina sang putri yang permukaannya dihiasi bulu halus dan lebat. Supaya tidak menghalangi, dibukanya juga paha sang putri yang satu lagi, hingga posisinya sekarang mengangkang lebar. Terasa vaginanya mulai basah, sang pangeran terus memanipulasi daerah sensitif itu hingga mengeluarkan cairan dan nafas sang putri makin cepat.
Putri masih terlelap, sesuai kutukan, pangeran harus mencium sang putri sebelum sang putri membuka matanya. Sang pangeran mulai membuka bajunya, celananya terasa ketat karena penisnya yang besar sudah mulai bangun. Dilepasnya sepatu bot, ikat pinggang, celana. Sekejap kemudian ia sudah telanjang bulat juga. Pangeran sangat bangga sekali dengan tubuhnya yang kekar. Dadanya bidang berotot, perutnya rata dan keras, lengan dan kakinya kuat karena sering bermain pedang dan berkuda. Dielus dan diurutnya penisnya yang panjang itu sambil memandangi takjub pada tubuh bugil sang putri, pahanya yang sudah terbentang lebar, dengan kemaluan merah merekah seolah siap dinikmati.

Pangeran mulai ambil posisi, berlutut diantara paha sang putri. Nafasnya mulai memburu, penisnya terasa sudah bangun maksimal. Tangannya menguakkan bibir kemaluan sang putri. Dibimbingnya si penis ke lubang surga dunia itu. Dipaksanya kepala penisnya supaya masuk sedikit, dan sambil mencium bibir sang putri, pangeran pun memasukkan seluruh batang penis yang panjang itu ke dalam vagina sang putri. Persis pada saat robeknya selaput dara, sang putri terbangun.
Bayangkan perasaannya saat itu! Berat tubuh sang pangeran menindihnya, bibir pangeran mengulum bibirnya, dan kemaluannyanya terasa penuh oleh penis yang besar. Ia mengerang, tapi sang pangeran terus mencumbu bibirnya hingga sang putri tak kuasa berkata-kata. Sang pangeran mulai menggenjot tubuhnya naik turun.
Disela-sela rintihannya sang putri berkata", Ohh.. aku bermimpi.. oh."..
"Kau tidak bermimpi, putri cantik", kata pangeran.

"Akulah pangeran perkasa impianmu!"
"Oohh.". erang sang putri.
"Inikah.. Inikah yang dikatakan seks itu? Aahh!"
Sang pangeran menjawab sambil tangannya meremas lembut kedua buah dada sang putri. Puting susunya mengeras seketika itu juga. Pinggul pangeran naik turun, penisnya menggesek dinding vagina sang putri, yang makin lentur mengepit benda asing itu.
Sang pangeran nafsunya semakin berkobar memandangi ekspresi wajah sang putri. Diperintahkannya sang putri untuk tidak menutup matanya, melainkan sang putri harus terus melihat wajah pangeran, dan bagaimana ia disetubuhi. Bibirnya yang tipis tampak basah dan setengah terbuka, mengeluarkan rintihan-rintihan erotis. Pangeran sangat puas karena sang putri tampak sangat terangsang dan tidak kesakitan, meskipun ini adalah permainan seks pertamanya.

Pangeran sangat menikmati, dikeluarkannya penisnya yang sudah berlumuran cairan cinta sang putri, lalu disundul-sundulkannya di sekitar bibir vagina sang putri, kepala kontolnya kadang menggosok klitoris sang putri. Mata sang putri terpejam seakan menanti saat sang pangeran menusukkan kembali penisnya.

Benarlah karena sesaat kemudian sang pangeran menghujamkan penisnya sekuat tenaga. Mata sang putri terbeliak dan menjerit panjang. Sang putri kadang berusaha merapatkan pahanya ketika penis pangeran merangsang bibir kemaluannya, tapi dengan tegas sang pangeran memerintahkan supaya sang putri terus mengangkangkan pahanya lebih lebar. Dia senang melihat penisnya yang besar keluar masuk di lubang kemaluan sang putri.
Setelah lama, dan setelah sang putri orgasme berkali-kali, sang pangeran pun akhirnya kasihan, karena putri tampak lelah sekali dan cuma bisa merintih-rintih saat disetubuhi. Pangeran pun memegang kedua buah pantat sang putri kuat-kuat, dan memuntahkan maninya yang banyak dan kental ke dalam rahim sang putri. Nampak sperma yang sudah bercampur cairan cinta mengalir membasahi sekitar daerah kemaluan putri. Sang pangeran lalu keluar mencari buah-buahan untuk makan malam, mereka lalu menyalakan lilin-lilin. Sambil makan mereka berkenalan lebih jauh. Sang pangeran ternyata bernama Bram. Dan sang putri
menceritakan nasibnya yang malang, ia sangat sedih begitu mengetahui seluruh kerajaannya meninggal tak lama setelah ulang tahunnya yang ke-17, dimana ia sendiri tak sadarkan diri selama dua ratus tahun.

Malam itu sang pangeran bermalam di istana sang putri, yang sebenarnya adalah wilayah kekuasaannya juga.. Malam itu mereka lewati dengan bersetubuh hingga puas, untuk pangeran ini adalah hal yang biasa, apalagi baru pertama kalinya ia bertemu putri secantik Maya, tubuhnya sungguh indah dalam usianya yang baru 17 tahun itu, kemaluannya terasa sangat rapat dan ketat. Bagi sang putri yang baru merasakan seks, sang pangeran benar-benar master yang mengajari indahnya seks. Karena sudah tertidur selama dua ratus tahun, sang putri kuat melayani nafsu sang pangeran sepanjang malam. Sang putri mencoba berbagai gaya mulai dari terlentang, gaya berpangkuan, gaya berdiri, gaya anjing, hingga menghisap dan mengocok penis sang pangeran.

Paginya mereka bersiap untuk kembali ke istana sang pangeran. Sang putri mengaku vaginanya terasa sensitif sekali, karena seringnya dikerjai sehari sebelumnya. Pangeran Bram hanya tersenyum, saat itu ia merasa perkasa sekali. Putri Maya yang cantik terpaksa hanya mengenakan jubah berkuda Pangeran Bram, karena gaun tidurnya sudah dirobek-robek sang pangeran, dan tak sehelai kainpun dapat ditemukan di seluruh istana. Pangeran mengangkat tubuh sang putri dan mendudukkan sang putri di depannya. Karena belum biasa berkuda, pangeran menganjurkan agar sang putri mengangkang saja, supaya lebih gampang dan tidak jatuh.

Perjalanan memakan waktu yang lama, dan pangeran benar-benar menikmatinya. Tangannya satu memegang tali kendali, dan yang satu lagi masuk ke dalam jubah yang dipakai sang putri. Bergantian dimainkannya payudara sang putri kiri dan kanan, terutama bagian puting susunya.
"Engh.". Desahnya tiap kali tangan pangeran meremas toketnya.
"Enak?" bisik pangeran.
"Uh, susumu besar sekali.. kau seneng ya kalau diremas-remas begini? Apakah pentilnya tambah sensitif kalau dipijit seperti ini?" tanya pangeran tambah merangsang sang putri dengan kata-katanya.
"Aahh.. benar-benar terangsang sekali.. Ohh.". sang putri hanya bisa merintih, tangannya bergerak hendak menggosok selangkangannya yang mulai basah, tapi pangeran Bram mencegahnya.
Ditariknya kedua lengan sang putri kebelakang dan diikatnya dengan seutas ranting panjang.
"Ahh.. kenapa..?" tanya sang putri.
"Aku mau kau nikmati saja rangsangan-rangsangan ini" kata pangeran.
"Aku belum puas mengentot memekmu yang rapat itu, sabarlah, tahan sebisanya yang satu ini".
Tangannya kembali bermain di dada sang putri yang kini membusung karena posisi tangannya yang terikat di belakang. Sang putri hanya sanggup mendesah dan bersandar ke dada pangeran. Posisi kakinya yang mengangkang membuat sadel kuda menggesek-gesek daerah memek dan klitorisnya. Sang putri mulai berkeringat dan sulit duduk diam. Rintihan sang putri yang makin lama makin terangsang hebat itu makin keras.

"Aku.. akh.. Bram, memekku tergosok sadel ini.. aduh.. rasanya!".
"Aku ingin kau selalu basah dan siap dientot, putri manis" kata pangeran.
"Ahh.. tolonglah, kumohon.. gosokkan jarimu di klitorisku.. aku nggak tahan lagi" desah sang putri memohon.
Siksaan erotis ini telah berlangsung kurang lebih se-jam, dan Putri Maya merasa ingin menangis karena hebatnya rangsangan, tapi tidak cukup hebat untuk membuatnya orgasme. Cairan cintanya membasahi sadel yang didudukinya.
"Sshh.. sabar.. sebentar lagi ya.. kau seksi sekali kalau sedang terangsang seperti ini"
Pangeran yang mulai terangsang karena tangannya penuh payudara sang putri itu diam-diam mengeluarkan penisnya. Lalu didekapnya sang putri erat-erat supaya kepala penisnya bisa menyundul-nyundul pantat sang putri.

Sebelum keluar dari hutan, mereka kembali berhenti, pangeran memerintahkan putri untuk berpegangan di batang pohon, dan disenggamai dari belakang sambil berdiri.
"Ayo, membungkuk lebih dalam lagi", perintah sang pangeran.
Sepatu botnya menyelip diantara kaki sang putri.
"Dan kakinya direngangkan lagi.. lebih lebar supaya kau terlihat seksi"
Pangeran tiba-tiba berjongkok di belakang sang putri dan mulai menjilati vaginanya.
"Ahh.". desah putri dengan puas.
Pangeran itu dengan rakus menjilati cairan cinta sang putri. Ketika selangkangannya mulai mengering, sang pangeran memasukkan dua jarinya, dan dengan cepat menggerakkannya keluar masuk seperti sedang bersetubuh. Sedetik kemudian daerah itu mulai basah lagi.

"Tubuhmu benar-benar gampang sekali dikerjain, sebentar saja sudah basah begini" kata sang pangeran senang.
"Ayo.. sekarang.. sekarang.. entot aku.. sekarang!" mohon sang putri.
Dan tanpa disuruh dua kali pangeran mengeluarkan penisnya lagi dan cepat-cepat dicobloskannya kedalam kemaluan sang putri yang sudah siap itu.
"Lebih cepat.. entot aku kuat-kuat.". kata putri disela rintihan nikmatnya.
Putri Maya serasa hampir pingsan karena dalam waktu sehari saja memeknya sudah berkali-kali dimasuki penis raksasa sang pangeran. Tapi ia benar-benar menikmati setiap sodokan penis pangeran itu.
"Ohh.". teriak sang putri saat orgasmenya mengguncang seluruh tubuhnya.
"Nih.. nih.. Uhh!" dengan gemas sang pangeran terus menghujamkan penisnya.
"kau benar-benar alami.. benar-benar.. suka dientot"
Sang pangeran merasa hampir keluar, diremasnya payudara putri kuat-kuat dan muncratlah cairan putih kentalnya di dalam rahim sang putri. Mereka duduk sebentar sebelum melanjutkan perjalanan.

Ketika sudah mendekati istananya, pangeran membalikkan sang putri lagi sehingga mereka terlihat menunggang kuda seperti biasa. Hanya sesekali tangan pangeran meremas gemas toket ranum sang putri, yang saat itu terlihat bengkak dan merah-merah penuh bekas jari-jari pangeran. Kedua toket itu menjadi super sensitif setelah diremas dan dipegang-pegang seharian. Tukang kuda yang sudah menunggu berusaha tidak menampakkan reaksi melihat sadel yang basah itu, mungkin sudah biasa. Sang putri pun dibawa masuk ke istana lewat jalan belakang, biar tidak banyak orang yang melihat ketelanjangannya.

Kehadiran Putri Maya mengundang perhatian, terutama karena Pangeran Bram seakan tak jemu-jemunya berada di dekat sang putri. Beberapa orang terdekat Pangeran bahkan mengetahui betapa seringnya sang pangeran mengunjungi kamar sang putri di tengah malam. Karena gosip yang simpang siur ini, Raja pun menjadi gundah. Suatu hari dipanggilnya Pangeran Bram, dan Raja menitahkan agar sang pangeran mencari permaisuri. Pangeran yang sedang dilanda asmara menyatakan bahwa ia memilih Putri Maya. Sebulan kemudian mereka menikah dengan pesta yang amat meriah.

Friday, March 6, 2020

Salahkah Aku Mencintai Dona?

11:11:00 AM
“ayolah Dona, kita bercinta diatas sofa itu”. aku berbisik ditelinganya
“tidak. Jangan sekarang say. Aku sedang menstruasi” dia mencoba menolak
“tapi aku sudah tak tahan. Apakah kau rela melihat aku menderita menahan nafsu ini?”
“Doni, aku memang cinta padamu. Tapi sekali lagi aku mohon, saat ini aku sedang tidak bi…..”

Belum sempat dia melanjutkan kata-katanya, dengan cepat kupeluk erat tubuh Dona . Kulumat bibir sensual itu. Dia tak berdaya melawan cengkraman tubuhku. Sehingga kini, kami berpagutan liar. Tubuhnya kuhempaskan ke atas sofa. Kutindih sekuat tenaga.
Tak butuh waktu lama bagiku, untuk melucuti seluruh pakaiannya. Hingga Dona dan aku secara total bugil, tanpa ada selembar benangpun di tubuh kami berdua.

Alat kelamin kami saling beradu, mengejar kenikmatan. Terpacu oleh birahi yang menggebu. Penisku bagaikan piston sebuah mesin, keluar masuk menerjang sempitnya vagina milik Dona. Kesat dan legit.
Keringat mengucur di sekujur tubuh Dona. hal yang sama terjadi pada tubuhku yang atletis. Tak ada rasa lelah, hanya rasa nikmat disekujur tubuh kami berdua. Kelenjarku mengeras, mengejang dan bergetar. Getar-getaran birahi Dona dapat kurasakan. Kita terus berpacu. Dan berakhir dengan erangan panjang aku dan Dona secara bersamaan menggapai puncak ini semua . Kelenjar dan kelamin serta tubuh kami bergetar. samar-samar, aku melihat surga. Nafas kami menggebu-gebu. Saling berpacu. Aku dan Dona terbang kelangit ketujuh.

Kami terkulai lemas diatas sofa. Aku puas. Sangat puas rasanya. Bahkan lebih dari puas.
“makasih ya say, kamu udah memberi aku kenikmatan” ku kecup bibir sensual Dona.
“ya. Untuk yang kesekian kalinya. Aku sayang kamu say” Dona membalas kecupanku.

Selanjutnya, kami tertidur pulas diatas sofa tanpa selembar benangpun di tubuh kita berdua.
Bagi para pembaca semua……yang tidak tahu tentang hubungan antara aku dan Dona, akan mengira kami sebagai pasangan kekasih.
Sepasang kekasih? Ya memang benar. Tapi tidak sepenuhnya benar.

Aku dan Dona terlahir sebagai sepasang saudara kembar!!. Kami lahir pada tanggal,bulan dan tahun yang sama, serta dikandung dan dilahirkan oleh seorang ibu yang sama!
Perbedaan diantara kami berdua hanyalah soal jenis kelamin. Aku seorang pria, sedangkan Dona seorang wanita.
Sebagai saudara kandung, masa kecil kami lalui layaknya anak-anak normal yang lain. Hanya saja, kami terlahir dan dibesarkan oleh kedua orang tua yang super sibuk. papa adalah seorang direktur di sebuah perusahaan terkenal di Jakarta. Sedangkan mama menjalani pekerjaan sebagai seorang ‘busineswoman’.

Sejak usia lima bulan, Aku dan Dona diasuh oleh seorang babysitter. Hingga kami berdua menginjak usia tujuh tahun , mama dan papa memutuskan untuk memberhentikan babysitter. Maksudnya,agar kami bisa belajar mandiri. Sebagai gantinya, aku yang laki-laki harus tetap setia menjaga saudara kembarku, si Dona.
Kini, kami sudah mulai dewasa. Aku dan Dona kuliah di kampus yang sama. Usia kami baru saja genap menginjak 20 tahun. Dan hari ini akan diadakan pesta ulang tahun yang spesial untuk kami berdua. Papa dan mama mengundang semua kolega bisnis mereka. Tak lupa, teman-teman dikampus juga kami undang. Pesta berlangsung dengan meriah.

Pesta dimulai pada pukul 7 malam. Dan berakhir pada jam 10 malam, ketika sebagian besar tamu beranjak pulang. Papa dan mama kuperhatikan masih sedang asyik mengobrol dengan beberapa teman lama mereka . sedangkan Dona sudah pergi ke kamar tidur.

“mam, aku sudah ngantuk dan mau tidur” kataku pada mama dan papa saat melewati mereka.
“tentu sayang. istirahat saja kalu memang sudah ngantuk” kata mama.
Aku beranjak meninggalkan mama. Dan melangkah menaiki tangga, menuju kekamarku yang terletak dilantai dua. Tapi aku masih belum bisa mengantuk. Mengingat janjiku dengan Dona tadi sore. Aku udah janji sehabis pesta ultah selesai , menemani dia tidur di kamarnya.

Aku tanpa ragu memasuki kamar Dona. Setelah kubuka pintunya dan kukunci dari dalam. Aku memperhatikan Dona yang sedang berbaring diatas ranjang springbed . kukecup pipinya. Kusibak rambutnya yang panjang dan lurus dan kukecup juga keningnya. Kuperhatikan wajah adik kembarku ini. Dia tertidur pulas.
Kusingkapkan selimut yang dipakai Dona. Ternyata dia tak mengenakan gaun apapun alias bugil. Aku menikmati pemandangan payudara adik kandungku ini. Dadanya naik-turun, seirama dengan nafasnya. Iseng-iseng, kupelintir putting payudara, dia mendesah. Saat dia mendesah, bibirnya yang sensual agak sedikit merekah bak bunga mawar di pagi hari.
Akibat tak tahan dengan pemandangan bibirnya yang merekah , akupun melumat bibir ranum dan sensual itu. Dia melenguh dan terbangun serta mencoba melepaskan pagutan dari bibirku .

“Doni, sabar dong sayang. “ katanya kesal dengan nafas terengah-engah.
“sorry Dona, aku sudah tak tahan” aku kembali melekatkan bibirku ke bibir sensual Dona.
Malam itu, seperti biasanya kami selalu melakukan kegiatan seks rutin. Aku dan Dona mulai berhubungan seks sejak kami duduk di bangku kelas 1 SMA. Karena kami sekolah di SMA yang sama, maka mudah bagiku dan Dona untuk melakukan hubungan badan. Saat masih SMA Aku dan Dona secara rutin bersenggama di toilet pada saat jam istirahat. Kalau di rumah, kami bebas melakukannya kapan saja, karena memang mama dan papa selalu jarang berada dirumah.

Hari ulang tahun pada malam itu, kami habiskan bercinta didalam kamar hingga pagi hari menjelang.
Dona selalu rutin meminum tablet anti hamil, pada saat setiap kami selesai berstubuh. Dia pertamakali kuanjurkan meminum tablet itu sejak SMA.

Suatu pagi, sehabis kami melalui malam percumbuan yang panas, tiba-tiba aku terbangun. Karena dikejutkan oleh suara Dona yang muntah-muntah di kamar mandi.
“Dona, kamu kenapa?” aku mendekat ke sampingnya.
“nggak ada apa-apa, aku Cuma merasa tak enak badan” Dona menjawab singkat.

Tapi aku mulai merasa, sepertinya ada sesuatu yang janggal terjadi dengan Dona, adik kembarku ini. Kecurigaanku mulai semakin menjadi, saat kuperhatikan dari hari ke hari, perutnya mulai agak sedikit melebar. Jangan-jangan dia hamil? pikirku dalam hati. tapi aku merasa bodoh dengan prasangka itu. Tak mungkin Dona bisa hamil. Padahal tiap kali sehabis berhubungan seks, aku selalu mengingatkannya untuk menelan pil anti hamil yang kubeli dari toko obat.
Tiga bulan sejak saat itu, ternyata dugaanku selama ini benar!. Dona mengakui bahwa dirinya telah dihamili oleh temannya yang bernama viktor. Mama dan papa terkejut mendengar semua ini. Kini Dona benar-benar sudah keterlaluan. Dia berhubungan dengan orang lain tanpa sepengetahuanku.

"plaakkk!!!!" dengan sangat keras papa menampar wajah Dona. Mama hanya menangis.
"mulai sekarang, kamu bukan anak kami lagi! Cepat pergi dari sini dan jangan pernah kembali lagi!" dengan emosi yang meluap-luap , papa mengusir Dona untuk segera angkat kaki dari rumah ini.
Dona sudah pergi diusir oleh papa. Namun mama masih mengharapkan kehadiran putrinya itu untuk kembali. Namun papa tidak mau mendengarkan mama.

Wednesday, March 4, 2020

Gadis Sampul

2:33:00 PM
Gadis Sampul | Cerita Sex xxx ngentot dengan cewek bispak gadis sampul. Siang itu panas sekali ketika aku melangkah keluar dari kampus menuju ke mobilku di tempat parkir. Segera kupacu pulang mobilku, tapi sebelumnya mampir dulu beli es dawet di kios di pinggir jalan menuju arah rumahku. Setelah sampai rumah dan kumasukkan mobil ke garasi, segera kuganti baju dengan seragam kebesaran, yaitu kaos kutang dengan celana kolor. Kucuci tangan dan muka, kemudian kuhampiri meja makan dan mulai menyantap makan siang lalu ditutup dengan minum es dawet yang kubeli tadi, uaaaah… enak sekali… jadi terasa segar tubuh ini karena es itu.

Setelah cuci piring, kemudian aku duduk di sofa, di ruang tengah sambil nonton MTV, lama kelamaan bosan juga. Habis di rumah tidak ada siapa-siapa, adikku belum pulang, orang tua juga masih nanti sore. Pembantu tidak punya. Akhirnya aku melangkah masuk ke kamar dan kuhidupkan kipas angin, kuraih majalah hiburan yang kemarin baru kubeli. Kubolak-balik halaman demi halaman, dan akhirnya aku terhanyut.

Tiba-tiba bel pintu berbunyi, aku segera beranjak ke depan untuk membuka pintu. Sesosok makhluk cantik berambut panjang berdiri di sana. Sekilas kulihat wajahnya, sepertinya aku pernah lihat dan begitu familiar sekali, tapi siapa ya..?
“Cari siapa Mbak..?” tanyaku membuka pembicaraan.
“Ehm… bener ini Jl. Garuda no.20, Mas..?” tanya cewek itu.
“Ya bener disini, tapi Mbak siapa ya..? dan mau ketemu dengan siapa..?” tanyaku lagi.
“Maaf Mas, kenalkan… nama saya Rika. Saya dapat alamat ini dari temen saya. Mas yang namanya Adi ya..?” sambil cewek itu mengulurkan tangan untuk bersalaman.
Segera kusambut, aduuuh… halus sekali tanganya.

“Eng… iya, emangnya temen Mbak siapa ya..? kok bisa tau alamat sini..?” tanyaku.
“Anu Mas, saya dapat alamat ini dari Bimo, yang katanya temennya Mas Adi waktu SMA dulu…” jelas cewek itu.

Sekilas aku teringat kembali temanku, Bimo, yang dulu sering main kemana-mana sama aku. “Oooh… jadi Mbak Rika ini temennya Bimo, ayo silahkan masuk… maaf tadi saya interogasi dulu.”
Setelah kami berdua duduk di ruang tamu baru aku tersadar, ternyata Rika ini memang dahsyat, benar-benar cantik dan seksi. Dia saat itu memakai mini skirt dan kaos ketat warna ungu yang membuat dadanya tampak membusung indah, ditambah wangi tubuhnya dan paha mulus serta betis indahnya yang putih bersih menantang duduk di hadapanku. Sekilas aku taksir payudaranya berukuran 34B.

Setelah basa-basi sebentar, Rika menjelaskan maksud kedatangannya, yaitu ingin tanya-tanya tentang jurusan Public Relation di fakultas Fisipol tempat aku kuliah. Memang Rika ini adalah cewek pindahan dari kota lain yang ingin meneruskan di tempat aku kuliah. Aku sendiri di jurusan advertising, tapi temanku banyak yang di Public Relation (yang kebanyakan cewek-cewek cakep dan sering jadi model buat mata kuliah fotografi yang aku ambil), jadi sedikit banyak aku tahu.

Kami pun cepat akrab dan hingga terasa tidak ada lagi batas di antara kami berdua, aku pun sudah tidak duduk lagi di hadapannya tapi sudah pindah di sebelah Rika. Sambil bercanda aku mencuri-curi pandang ke wajah cantiknya, paha mulusnya, betis indahnya, dan tidak ketinggalan dadanya yang membusung indah yang sesekali terlihat dari belahan kaos ketatnya yang berleher rendah. Terus terang saja si kecil di balik celanaku mulai bangun menggeliat, ditambah wangi tubuhnya yang membuat terangsang birahiku.
Aku mengajak Rika untuk pindah ke ruang tengah sambil nonton TV untuk meneruskan mengobrol. Rika pun tidak menolak dan mengikutiku masuk setelah aku mengunci pintu depan. Sambil ngemil hidangan kecil dan minuman yang kubuat, kami melanjutkan ngobrol-ngobrol. Sesekali Rika mencubit lengan atau pahaku sambil ketawa-ketiwi ketika aku mulai melancarkan guyonan-guyonan. Tidak lama, adik kecilku di balik celana tambah tegar berdiri. Aku kemudian usul ke Rika untuk nonton VCD saja. Setelah Rika setuju, aku masukkan film koleksiku ke dalam player. Filmnya tentang drama percintaan yang ada beberapa adegan-adegan ranjang. Kami berdua pun asyik nonton hingga akhirnya sampai ke bagian adegan ranjang, aku lirik Rika matanya tidak berkedip melihat adegan itu.

Kuberanikan diri untuk merangkul bahu Rika, ternyata dia diam saja tidak berusaha menghindar. Ketika adegan di TV mulai tampak semakin hot, Rika mulai gelisah, sesekali kedua paha mulusnya digerak-gerakkan buka tutup. Wah, gila juga nih cewek, seakan-akan dia mengundang aku untuk menggumulinya. Aku beranikan diri untuk mengelus-elus lengannya, kemudian rambutnya yang hitam dan panjang. Rika tampak menikmati, terbukti dia langsung ngelendot manja ke tubuhku.

Kesempatan itu tidak kusia-siakan, langsung kupeluk tubuh hangatnya dan kucium pipinya. Rika tidak protes, malah tangannya sekarang diletakkan di pahaku, dan aku semakin terangsang lalu kuraih dagunya. Kupandang mata bulat indahnya, sejenak kami berpandangan dan entah siapa yang memulai tiba-tiba, kami sudah berpagutan mesra. Kulumat bibir bawahnya yang tebal nan seksi itu dan Rika membalas, tangannya yang satu memeluk leherku, sedang yang satunya yang tadinya di pahaku sekarang sudah mengelus-elus yuniorku yang sudah super tegang di balik celanaku.
Lidah kami saling bertautan dan kecupan-kecupan bibir kami menimbulkan bunyi cepak cepok, yang membuat semakin hot suasana dan seakan tidak mau kalah dengan adegan ranjang di TV. Tanganku pun tidak mau tinggal diam, segera kuelus paha mulusnya, Rika pun memberi kesempatan dengan membuka pahanya lebar-lebar, sehingga tanganku dengan leluasa mengobok-obok paha dalamnya sampai ke selangkangan. Begitu bolak-balik kuelus dari paha lalu ke betis kemudian naik lagi ke paha.

Sambil terus melumat bibirnya, tanganku sudah mulai naik ke perutnya kemudian menyusup terus ke dadanya. Kuremas dengan gemas payudaranya walau masih tertutup kaos, Rika merintih lirih. Lalu tanganku kumasukkan ke dalam kaosnya dan mulai meraba-raba mencari BH-nya. Setelah ketemu lalu aku meraih ke dalam BH dan mulai meremas-remas kembali buah dadanya, kusentuh-sentuh putingnya dan Rika mendesah. Seiring dengan itu, tangan Rika juga mengocok yuniorku yang masih tertutup celana dalam, dan mulai dengan ganas menyusup ke dalam celana dalam meraih yuniorku dan kembali mengocok dan mengelus.

Aku yang sudah mulai terbakar birahi, kemudian melepaskan kaos Rika dan BH-nya hingga sekarang nampak jelas payudaranya yang berukuran 34B semakin mengembang karena rangsangan birahi.
Langsung aku caplok buah dadanya dengan mulutku, kujilat-jilat putingnya dan Rika mendesis-desis keenakan, “Sssh… aaauuh… Mass Adiii… ehhh… ssshhh…” sambil tangannya mendekap kepalaku, meremas-remas rambutku dan membenamkannya ke payudaranya lebih dalam.
Kutarik kepalaku dan kubisikkan ke telinga Rika, “Rika sayang, kita pindah ke kamarku aja yuuk..! Aman kok nggak ada siapa-siapa di rumah ini selain kita berdua…”
Rika mengangguk, lalu segera kupeluk dan kugendong dia menuju ke kamar. Posisi gendongnya yaitu kaki Rika memeluk pinggangku, tangannya memeluk leherku dan payudaranya menekan keras di dadaku, sedangkan tanganku memegang pantatnya sehingga yuniorku sekarang sudah menempel di selangkangannya.

Sepanjang perjalanan menuju kamar, kami terus saling berciuman. Sesampainya di kamar, kurebahkan tubuhnya di tempat tidur, Rika tidak mau melepaskan pelukan kakinya di pinggangku malahan sekarang mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya.
“Sayang… sabar dong.., lepas dulu dong rok sama celana kamu…” kataku.
“Oke Mas… tapi Mas juga harus lepas baju sama celana Mas, biar adil..!” rajuk Rika.
Setelah kulepas baju dan celanaku hingga telanjang bulat dan yuniorku sudah mengacung keras tegak ke atas, Rika yang juga sudah telanjang bulat kembali merebahkan diri sambil mengangkangkan pahanya lebar-lebar, hingga kelihatan bibir vaginanya yang merah jambu itu.

Aku pun segera menindihnya, tapi tidak buru-buru memasukkan yuniorku ke vaginanya, kembali aku kecup bibirnya dan kucaplok dan jilat-jilat payudara serta putingnya. Jilatanku turun ke perut terus ke paha mulusnya kemudian ke betis indahnya naik lagi ke paha dalamnya hingga sampai ke selangkangannya.

“Auuww… Mas Adiiii… ehhmm… shhh… enaaaakkk Masss…” ceracau Rika sambil kepalanya menggeleng-geleng tidak karuan dan tangannya mencengkeram sprei ketika aku mulai menjilati bibir vaginanya, terus ke dalam memeknya dan di klitorisnya.
Dengan penuh nafsu, terus kujilati hingga akhirnya tubuh Rika menegang, pahanya mengempit kepalaku, tangannya menjambak rambutku dan Rika berteriak tertahan. Ternyata dia telah mencapai orgasme pertamanya, dan terus kujilati cairan yang keluar dari lubang kenikmatannya sampai habis.

Aku bangun dan melihat Rika yang masih tampak terengah-engah dan memejamkan mata menghayati orgasmenya barusan. Kukecup bibirnya, dan Rika membalas, lalu aku menarik tangannya untuk mengocok penisku. Aku rebahkan tubuhku dan Rika pun mengerti kemauanku, lalu dia bangkit menuju ke selangkanganku dan mulai mengemut penisku.
“Oooh… Rik… kamu pinter banget sih Rik…” aku memuji permainannya.
Kira-kira setengah jam Rika mengemut penisku. Mulutnya dan lidahnya seakan-akan memijat-mijat batang penisku, bibirnya yang seksi kelihatan semakin seksi melumati batang dan kepala penisku. Dihisapnya kuat-kuat ketika Rika menarik kepalanya sepanjang batang penis menuju kepala penisku membuatku semakin merem-melek keenakan.
Setelah bosan, aku kemudian menarik tubuh Rika dan merebahkannya kembali ke tempat tidur, lalu kuambil posisi untuk menindihnya. Rika membuka lebar-lebar selangkangannya, kugesek-gesekkan dulu penisku di bibir vaginanya, lalu segera kumasukkan penisku ke dalam lubang senggamanya.
“Aduuh Mas… sakiiit… pelan-pelan aja doong… ahhh…” aku pun memperlambat masuknya penisku, sambil terus sedikit-sedikit mendorongnya masuk diimbangi dengan gerakan pinggul Rika.
Terlihat sudut mata Rika basah oleh air matanya akibat menahan sakit. Sampai akhirnya, “Bleeesss…” masuklah semua batang penisku ke dalam liang senggama Rika.
“Rika sayang, punya kamu sempit banget sih..? Tapi enak lho..!” Rika cuma tersenyum manja.
“Mas juga, punya Mas besar gitu maunya cari yang sempit-sempit, sakit kaan..!” rajuk Rika.

Aku ketawa dan mengecup bibirnya sambil mengusap air matanya di sudut mata Rika sambil merasakan enaknya himpitan kemaluan Rika yang sempit ini. Setelah beberapa saat, aku mulai menggerakkan penisku maju mundur dengan pelan-pelan.
“Aaah… uuuhhh… oooww… shhh… ehhmmm…” desah Rika sambil tangannya memeluk erat bahuku.
“Masih sakit Sayaaang..?” tanyaku.
“Nggak Mas… sedikiiitt… auuoohhh… shhh… enn.. ennnaakk.. Mas… aahh…” jawab Rika.
Mendengar itu, aku pun mempercepat gerakanku, Rika mengimbangi dengan goyangan pinggulnya yang dahsyat memutar ke kiri dan ke kanan, depan belakang, atas bawah. Aku hanya bisa merem melek sambil terus memompa, merasakan enaknya goyangan Rika. Tidak lama setelah itu, kurasakan denyutan teratur di dinding vagina Rika, kupercepat goyanganku dan kubenamkan dalam-dalam penisku.

Tanganku terus meremas-remas payudaranya. Dan tubuh Rika kembali menegang, “Aaah… Masss Adiiii… teruuus Maass… jangan berentiii… oooh… Maasss… aaahhh… akuuuu mauuu keluaaar… aaawww…”
Dan, “Cret… cret… crettt…” kurasakan cairan hangat menyemprot dari dalam liang senggama Rika membasahi penisku.
Kaki Rika pun memeluk pinggangku dan menarik pinggulku supaya lebih dalam masuknya penisku ke dalam lubang kenikmatannya. Ketika denyutan-denyutan di dinding vagina Rika masih terasa dan tubuh Rika menghentak-hentak, aku merasa aku juga sudah mau keluar.
Kupercepat gerakanku dan, “Aaah… Rikaaa… aku mau keluar Sayaaang…” belum sempat aku menarik penisku karena kaki Rika masih memeluk erat pinggangku, dan, “Crooot… crooot… crooott…” aku keluar di dalam kemaluan Rika.
“Aduuhhh enakkknyaaa…”
Dan aku pun lemas menindih tubuh Rika yang masih terus memelukku dan menggoyang-goyangkan pinggulnya.
Aku pun bangkit, sedangkan penisku masih di dalam liang senggama Rika dan kukecup lagi bibirnya.
Tiba-tiba, “Greeekkk…” aku dikejutkan oleh suara pintu garasi yang dibuka dan suara motor adikku yang baru pulang.

Aku pun cepat-cepat bangun dan tersadar. Kulihat sekeliling tempat tidurku, lho… kok… Rika hilang, kemana tuh cewek..? Kuraba penisku, lho kok aku masih pake celana dan basah lagi. Kucium baunya, bau khas air mani. Kulihat di pinggir tempat tidur masih terbuka majalah hiburan khusus pria yang kubaca tadi. Di halaman 68, di rubrik wajah, kulihat wajah seorang cewek cantik yang tidak asing lagi yang baru saja kutiduri barusan, yaitu wajah Rika yang menggunakan swimsuit di pinggir kolam renang.

Yaaa ampuun… baru aku sadar, pengalaman yang mengenakkan tadi bersama Rika itu ternyata cuma mimpi toh. Dan Rika yang kutiduri dalam mimpiku barusan adalah cover girl cantik dan seksi majalah yang kubaca sebelum aku tertidur tadi, yang di majalah dia mengenakan swimsuit merah. Aku pun segera beranjak ke kamar mandi membersihkan diri. Di dalam kamar mandi aku ketawa sendiri dalam hati mengingat-ingat mimpi enak barusan. Gara-gara menghayal yang tidak-tidak, jadinya mimpi basah deeh.